Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Bencana

PBB Butuh US$46,4 Miliar untuk Bantuan Kemanusiaan pada 2024

Foto : GIUSEPPE CACACE/AFP

Menteri untuk Perubahan Iklim dan Lingkungan Uni Emirat Arab, Mariam Almheiri

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - PBB, pada hari Senin (11/12), mengatakan mereka membutuhkan 46,4 miliar dollar AS tahun depan untuk menyelamatkan jiwa 180,5 juta orang yang berada dalam keadaan putus asa di seluruh dunia.

Dikutip dari Barron, PBB mengatakan prospek kemanusiaan global pada tahun 2024 suram, dengan adanya konflik, keadaan darurat iklim dan keruntuhan ekonomi yang "menimbulkan malapetaka" pada kelompok yang paling rentan.

"Tanpa dana yang cukup untuk memberikan bantuan, orang-orang akan membayar dengan nyawa mereka," kata badan ini memperingatkan.

Sementara itu, KTT Iklim PBB, Conference of the Parties 28 (COP-28) di Dubai, baru-baru ini sepakat untuk mengucurkan pendanaan iklim untuk pangan dan pertanian sebesar tiga miliar dollar AS.

Dikutip dari The Straits Times, tambahan dana dalam jumlah besar itu akan digunakan untuk benih tanaman yang lebih tahan terhadap kekeringan pengembangbiakan sapi yang mengeluarkan lebih sedikit gas metana, dan melacak ternak untuk mencegah deforestasi, yang dibutuhkan dunia untuk berkontribusi dalam memerangi perubahan iklim.

Selain itu, pemerintah, lembaga filantropi, dan dana swasta meningkatkan pendanaan untuk mengatasi gas metana di bidang pertanian, mengakhiri deforestasi, dan inovasi cerdas iklim, seiring dengan KTT ini yang pada akhirnya menjadikan makanan dunia sebagai prioritas utama dalam agendanya.

Atasi Perubahan Iklim

Memastikan keterbatasan sistem pangan dan mengatasi perubahan iklim dengan lebih baik adalah kunci untuk mencapai tujuan ramah lingkungan, terutama seiring dengan pertumbuhan populasi.

Dari sektor pertanian hingga sektor pangan, makanan menyumbang sekitar sepertiga emisi gas rumah kaca dan juga semakin terancam oleh kenaikan suhu, cuaca yang tidak menentu, dan perubahan pola hujan. Lebih banyak dana akan membantu mempercepat teknologi dan strategi yang diperlukan untuk pertempuran ini.

"Bahkan jika kita mampu memperbaiki transisi energi yang adil dan beralih ke energi terbarukan, kita tetap tidak akan mampu mencapai suhu 1,5 derajat jika kita tidak menyelesaikan permasalahan sistem pangan," kata Menteri untuk Perubahan Iklim dan Lingkungan Uni Emirat Arab, Mariam Almheiri, dalam sebuah wawancara.

"Itulah besarnya tujuan yang ingin dicapai. Sistem pangan kini akan menjadi pusat perhatian dalam semua COP di masa depan."

Penghitungan resmi KTT untuk pendanaan proyek pangan tidak termasuk pengumuman terkait lainnya selama beberapa minggu terakhir, seperti Inisiatif Aman Afrika dan Timur Tengah senilai 10 miliar dollar AS, sebuah proyek publik-swasta yang secara resmi diluncurkan 3 Desember untuk memajukan kebijakan cerdas iklim.

Sekelompok organisasi filantropi pada 10 Desember menjanjikan tambahan dana sebesar 302 juta dollar AS untuk transisi iklim pangan. "Janji tersebut masih perlu diikuti dengan uang dan tindakan nyata. Pendanaan selama bertahun-tahun tertinggal dari jumlah yang dikucurkan ke banyak sektor lain dan kesenjangan dalam kebutuhan pertanian pangan sangat besar," kata Barbara Buchner, Direktur Pelaksana Global di Climate Policy Initiative.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, Food and Agriculture Organisation (FAI), tantangannya sangat besar. Dalam tiga dekade terakhir, produksi tanaman dan peternakan senilai 3,8 triliun dollar AS hilang akibat bencana termasuk banjir dan kekeringan. Namun di luar peristiwa-peristiwa yang menjadi berita utama tersebut, ada pula kondisi yang memburuk secara perlahan dan berbahaya bagi jutaan petani di seluruh dunia.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top