Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendanaan Kemanusiaan

PBB Alokasikan Anggaran US$125 Juta Bantuan untuk 14 Negara

Foto : MOHAMMED HUWAIS / AFP

Seorang pekerja membawa tas berisi biji-bijian di pabrik pengemasan di Ibu Kota Yaman, Sanaa, beberapa waktu lalu. PBB mengalokasikan anggaran 125 juta dollar AS untuk bantuan tanggap darurat.

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Badan Kemanusiaan PBB mengalokasikan anggaran sebanyak 125 juta dollar Amerika Serikat (AS) untuk operasi bantuan tanggap darurat ke mereka yang kekurangan dana di 14 negara di seluruh dunia.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths, yang juga merupakan Kepala Bantuan PBB, mengizinkan alokasi Dana Tanggap Darurat Pusat (CERF) untuk operasi di Afrika, Asia, Amerika, dan Timur Tengah.

Seperti dikutip dari Antara, kebutuhan pendanaan kemanusiaan global tahun ini telah melampaui 55 miliar dollar AS dan kurang dari 30 persen yang didanai, menurut OCHA.

"Ini adalah kenyataan yang kejam bahwa dalam banyak operasi kemanusiaan, lembaga-lembaga bantuan hanya menghabiskan sedikit dana pada saat kebutuhan masyarakat memaksa mereka untuk meningkatkannya," kata Griffiths.

"Berkat kemurahan hati sejumlah besar donor, kita dapat mengandalkan CERF untuk mengisi beberapa kekurangan yang ada. Sebagai hasilnya, banyak nyawa terselamatkan. Namun, kita memerlukan donor individu untuk mengambil tindakan juga -- ini adalah dana dari semua pihak dan untuk semua," katanya pula.

Bencana Alam

OCHA mengatakan pendanaan tersebut mendukung 250 juta orang yang terkena dampak konflik, dampak iklim, bencana alam, wabah penyakit, pengungsian, dan krisis lainnya.

"Dengan pendanaan tambahan ini, CERF telah mengalokasikan dana sebesar 270 juta dollar AS sepanjang tahun ini melalui program Underfunded Emergencies. Ini adalah jumlah tahunan terbesar yang pernah dialokasikan, ke sejumlah negara terbanyak, yang mencerminkan meroketnya kebutuhan kemanusiaan," kata OCHA.

Alokasi CERF, kata OCHA lagi, akan membantu meningkatkan bantuan kemanusiaan di beberapa krisis yang paling berkepanjangan dan terabaikan di dunia. Afghanistan dan Yaman (masing-masing 20 juta dollar AS), Burkina Faso dan Myanmar (masing-masing 9 juta dollar AS), Haiti dan Mali (masing-masing 8 juta dollar AS) dan juga akan mendukung operasi pengungsi di Bangladesh (8 juta dollar AS), dan Uganda (6 juta dollar AS).

OCHA mengatakan dana juga akan disalurkan ke Venezuela (8 juta dollar AS), Republik Afrika Tengah dan Mozambik (masing-masing 6,5 juta dollar AS), Kamerun dan Wilayah Pendudukan Palestina (masing-masing 6 juta dollar AS), dan Malawi (4 juta dollar AS).

Sebelumnya, PBB memperingatkan tahun 2023 akan kembali mencatatkan tingginya jumlah korban tewas dan cedera di kalangan pekerja bantuan kemanusiaan akibat konflik dan kerawanan di sejumlah negara seperti Sudan Selatan.

Hingga Agustus, tercatat 62 pekerja bantuan kemanusiaan tewas dalam sejumlah krisis di seluruh dunia, dengan 84 orang luka-luka dan 34 orang diculik, ungkap Kantor OCHA, mengutip data sementara dari tim peneliti Basis Data Keamanan Pekerja Bantuan Kemanusiaan di lembaga konsultan Humanitarian Outcomes.

Sudan Selatan menempati peringkat tertinggi dalam hal kerawanan bagi pekerja bantuan kemanusiaan dalam beberapa tahun berturut-turut, lanjut OCHA, seraya mencatat hingga Rabu (16/8), sebanyak 40 serangan terhadap pekerja bantuan kemanusiaan dan 22 korban jiwa telah dilaporkan.

Sudan berada di urutan kedua, dengan 17 serangan terhadap pekerja bantuan kemanusiaan dan 19 korban jiwa dilaporkan sejauh tahun ini. Menurut OCHA, negara lain yang juga melaporkan kematian pekerja bantuan kemanusiaan adalah Republik Afrika Tengah, Mali, Somalia, dan Ukraina.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top