Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Paus Serukan Diakhirinya Perang di Gaza dan Ukraina Saat Dunia Rayakan Natal

Foto : Axios/ Alessandra Benedetti - Corbis/Getty Images

Paus Fransiskus menyampaikan pesan Natal "Urbi et Orbi" dari loggia Basilika Santo Petrus di Vatican City pada Senin (25/12).

A   A   A   Pengaturan Font

VATICAN CITY - Orang-orang mengenakan topi Santa di pantai, lereng, dan jalan-jalan di seluruh dunia pada hari Senin untuk merayakan Natal, ketika Paus Fransiskus menyerukan diakhirinya perang di Gaza dan Ukraina yang tahun ini membayangi salah satu hari libur favorit dunia.

Pakaian Santa berwarna merah dan putih terlihat dikenakan para peselancar dari Australia hingga Florida, pada pengendara sepeda di jalan-jalan yang dipenuhi kabut asap di New Delhi, dan jiwa-jiwa pemberani yang menantang perairan Channel yang dingin untuk berenang di dekat Dover, Inggris.

Dalam misa Natal tahunan "Urbi et Orbi" di Vatikan, Paus Fransiskus menyerukan diakhirinya "setiap perang, pola pikir perang, perjalanan tanpa tujuan, kekalahan tanpa pemenang, suatu kebodohan yang tidak dapat dimaafkan".

Semoga perdamaian "terwujud di Israel dan Palestina, di mana perang menghancurkan kehidupan orang-orang tersebut", katanya.

"Saya menegaskan kembali permohonan mendesak saya untuk pembebasan mereka yang masih disandera.

"Saya memohon diakhirinya operasi militer yang mengakibatkan korban sipil yang tidak bersalah, dan menyerukan solusi terhadap situasi kemanusiaan yang menyedihkan dengan membuka penyediaan bantuan kemanusiaan!

"Saya mohon perdamaian bagi Ukraina. Mari kita perbarui kedekatan spiritual dan kemanusiaan kita dengan rakyat yang menjadi korban konflik," katanya, juga menyerukan penyelesaian konflik yang terjadi di Timur Tengah, Afrika, dan Kaukasus.

Perang Gaza menjadikan Natal yang suram di Betlehem, kota alkitabiah di Tepi Barat yang diduduki di mana umat Kristen percaya bahwa Yesus Kristus dibaringkan di palungan setelah dilahirkan lebih dari 2.000 tahun yang lalu.

Kota ini tidak lagi memiliki pohon Natal raksasa, marching band, dan tempat kelahiran Yesus yang biasanya menarik wisatawan, dan hanya memilih beberapa lampu perayaan.

Di pusat kota, sebuah bendera Palestina berukuran besar telah dikibarkan dengan spanduk bertuliskan "Lonceng Betlehem berbunyi untuk gencatan senjata di Gaza".

"Banyak orang yang mati demi tanah ini," kata Nicole Najjar, seorang siswa berusia 18 tahun.

"Sangat sulit untuk merayakannya ketika rakyat kita sedang sekarat."


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top