Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Paulette Lenert Bisa Jadi PM Wanita Pertama di Luksemburg

Foto : AFP

Pemimpin sosialis Paulette Lenert bisa menjadi perdana menteri perempuan pertama di Luksemburg.

A   A   A   Pengaturan Font

LUKSEMBURG - Pemimpin sosialis Paulette Lenert bisa menjadi perdana menteri perempuan pertama di Luksemburg setelah pemilu hari Minggu (8/10) di negara yang terjepit di antara Belgia, Prancis, dan Jerman.

Perempuan berusia 55 tahun ini menjadi terkenal selama pandemi virus corona dan sebagai menteri kesehatan merngarahkan respons pemerintah terhadap virus tersebut mulai Februari 2020.

Lenert masih malu-malu dengan ambisinya dalam sebuah wawancara dengan AFP. Dia bersikeras tidak akan mengambil alih jabatan perdana menteri sayap kanan-tengah saat ini, Xavier Bettel.

Saya tidak terlalu memikirkan masa lalu dan juga tidak membuat rencana terlalu jauh ke depan. Entah apa yang akan terjadi antara sekarang dan nanti," kata mantan hakim tersebut.

Lenert menggambarkan dirinya sebagai orang yang "sangat termotivasi". Dia mengatakan bahwa bekerja di bidang politik merupakan "tantangan" dan "suatu kehormatan".

"Saya mewakili sebuah partai dan sebuah program," katanya."Kita harus tetap fokus sampai akhir dan melanjutkan dengan ketekunan untuk meyakinkan orang tentang ide-ide kita, menjelaskan, menjawab pertanyaan."

Salah satu panutannya adalah mantan Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, yang tiba-tiba mengundurkan diri pada Januari 2023 setelah mengakui tidak lagi memiliki cukup tenaga untuk melanjutkan.

Salah satu janji utama Lenert adalah memperkenalkan kebijakan bekerja 38 jam seminggu, bukan 40 jam seperti saat ini, untuk memberikan keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan yang lebih baik.

Para pengamat yakin Lenert mempunyai peluang untuk menjadi perdana menteri berikutnya.

Partainya unggul dibandingkan dua mitra politiknya dalam koalisi pemerintahan saat ini, menurut jajak pendapat.

Sebuah survei menunjukkan partai sosialis LSAP akan meraih 19,8 persen suara, mengungguli partai sayap kanan-tengah, PD, dengan 17,4 persen dan partai ekologi dengan 10,7 persen.

Poster Lenert di Mana-mana

Politik di Luksemburg didominasi oleh Partai Sosial Rakyat Kristen (CSV) yang konservatif, yang pernah dipimpin oleh mantan perdana menteri Jean-Claude Juncker.

Jajak pendapat yang sama menunjukkan CSV, yang dipimpin oleh Luc Frieden, memperoleh 28,3 persen suara.

Hal yang belum diketahui menjelang pemungutan suara ini adalah apakah koalisi Bettel masih memiliki cukup suara untuk mempertahankan CSV sebagai oposisi, seperti yang terjadi pada 2018 dan hal ini mengejutkan banyak orang.

Jika kubu sosialis mendapat suara lebih besar, Lenert bisa berada dalam posisi kuat untuk menjadi perdana menteri berikutnya.

Lenert jelas memposisikan dirinya untuk mengambil alih jabatan Bettel, menurut profesor ilmu politik Philippe Poirier.

Namun dia memperingatkan agar tidak meremehkan popularitas perdana menteri saat ini setelah 10 tahun menjabat.

"Xavier Bettel tidak mengalami penurunan popularitas tetapi Paulette Lenert juga menjadi tokoh sentral," kata profesor di Universitas Luxembourg tersebut.

"Belum pernah ada personifikasi komunikasi politik yang dilakukan oleh kaum sosialis. Poster dirinya tersebar di seluruh negeri."

Popularitasnya terlihat jelas selama hari kampanye yang dihabiskan bersama Lenert.

Dia disambut hangat di kedai makanan Lebanon di sebuah pasar di Junglinster, sebuah kota berpenduduk 8.600 orang di daerah pemilihannya, 20 km (12 mil) timur laut ibu kota.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top