Pasukan Korea Utara Bertempur untuk Rusia di Ukraina
Tentara Korea Utara berbaris dan meneriakkan slogan-slogan selama parade militer yang menandai peringatan 105 tahun kelahiran pendiri negara tersebut, Kim Il-sung, di Pyongyang, Korea Utara, pada tanggal 15 April 2017.
Foto: IstimewaSEOUL - Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun, pada hari Selasa (8/10) mengatakan bahwa Korea Utara kemungkinan mengerahkan tentaranya untuk bertempur bersama pasukan Rusia di Ukraina, yang berpotensi menempatkan mereka dalam bahaya
"Karena Rusia dan Korea Utara telah menandatangani perjanjian bersama yang mirip dengan aliansi militer, kemungkinan pengerahan semacam itu sangat mungkin terjadi," bunyi sebuah laporan Politico mengutip pernyataan kepala pertahanan Korea Selatan di parlemen negara itu, seraya menambahkan bahwa lebih banyak tentara Pyongyang kemungkinan akan dikerahkan.
"Hubungan antara Rusia dan Korea Utara berkembang menjadi hampir sedekat aliansi militer," katanya.
"Dengan demikian, lebih banyak pasukan Korea Utara dapat dikerahkan dalam perang, dari cara pandang kami," tambahnya.
Dilansir First Post, Rusia dan Korea Utara telah memperkuat hubungan mereka sejak invasi skala penuh Moskow ke Ukraina, yang berpuncak pada pakta pertahanan yang ditandatangani pada bulan Juni selama kunjungan pertama Presiden Vladimir Putin ke negara Asia tersebut dalam 25 tahun.
Perjanjian tersebut menandai kemitraan paling signifikan antara kedua negara sejak Perang Dingin, yang menguraikan dukungan militer bersama jika terjadi serangan di kedua belah pihak.
Perkembangan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di Barat bahwa Korea Utara mungkin memasok amunisi kepada Moskow untuk perangnya di Ukraina dengan imbalan bantuan ekonomi dan transfer teknologi.
Kepala pertahanan Korea Selatan juga mengonfirmasi laporan dari media Ukraina yang menunjukkan bahwa tentara Korea Utara telah dibunuh oleh pasukan Ukraina saat mereka melawan agresi Putin.
"Kami yakin telah terjadi cedera dan kematian di antara pasukan Korea Utara di Ukraina," kata Kim Yong-hyun seperti dikutip Politico.
Rusia dan Ukraina telah menggunakan pejuang asing di jajaran mereka karena mereka menghadapi kekurangan pasukan.
Redaktur: Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 2 Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Sabtu, Harga Pangan Mayoritas Turun, Daging Sapi Rp131.990 per Kg
Berita Terkini
- Taklukkan Monza, Motta Soroti Transisi Juventus
- Wamen ESDM Pantau Satgas Nataru Pertamina Pastikan Ketersediaan Energi di Medan Aman
- Kejam, Pria Ini Membakar Wanita sampai Tewas di Kereta Bawah Tanah New York
- Mantan Pakar OpenAI Meninggal Dunia, Tinggalkan Peringatan tentang ChatGPT
- Solutif! Bank Mandiri Bersama RSAB Harapan Kita Perkuat Digitalisasi Sektor Kesehatan