Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebutuhan Energi I Penurunan Konsumsi Listrik Diprediksi Terjadi pada H-4 hingga H+4 Idul Fitri

Pasokan Listrik Jawa-Bali Aman

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Beban puncak konsumsi listrik secara nasional pada hari-hari biasa sekitar 35 gigawatt (GW), tetapi beban puncak tersebut akan turun apabila semakin mendekati Hari Raya Idul Fitri.

Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjamin ketersediaan pasokan listrik di seluruh wilayah Indonesia. Jaminan pasokan dipastikan H-7 sebelum Lebaran sehingga kondisi kelistrikan selama Hari Raya Idul Fitri 1439 H/ 2018 dinyatakan aman.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Andy N Sommeng, menjelaskan beban puncak konsumsi listrik secara nasional pada hari-hari biasa sekitar 35 gigawatt (GW). Namun, beban puncak tersebut akan menurun apabila semakin mendekati Hari Raya Idul Fitri.

"Hal ini dapat dilihat pada awal bulan Juni 2018 kemarin yang mana konsumsi listrik nasional turun menjadi 28 GW pada siang hari dan 29 GW pada malam hari," ungkap Andy, saat mengunjungi Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (P2BJB) PT PLN (Persero), di Gandul, Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Andy juga mengungkapkan penurunan konsumsi akan terjadi pada H-4 hingga H+4 Idul Fitri. "Dari H-4 sampai H+4 Lebaran biasanya terjadi penurunan konsumsi listrik (secara nasional). Polanya sama dari tahun ke tahun," jelas Andy.

Sementara itu, terkait neraca daya, General Manager P2BJB, Eko Yudo, menjelaskan untuk sistem Jawa-Bali, kondisi saat ini daya mampu neto adalah sebesar 33.639 megawatt (MW), yang mana beban puncak yang pernah tercatat yaitu mencapai 25.850 MW.

Eko Yudo juga memperkirakan penurunan beban puncak sistem Jawa-Bali yang cukup signifikan akan terjadi pada saat H-4 Lebaran menjadi hanya sekitar 16.000 MW pada periode Lebaran ini. "Untuk per hari ini (8 Juni 2018) beban puncak Jawa-Bali masih sekitar 25.000 MW. Belum turun. Sumbangan yang besar adalah berasal dari konsumsi listrik industri dan bisnis," kata Eko.

Dengan turunnya beban puncak pada periode Lebaran, P2BJB akan men-standby-kan beberapa pembangkitnya (PLTU), sebanyak 7.743 MW tidak akan dioperasikan. "Ini saja, kita masih punya reserve margin 50 persen, dan cadangan putar masih bisa dioperasikan sampai 1.200-an MW," ungkap Eko.

Dirinya menyampaikan, dalam rangka menjaga keandalan pasokan listrik pada periode Lebaran, P2BJB akan melakukan langkah-langkah seperti penundaan pemeliharaan di instalasi dan gardu induk kecuali ada emergency atau gangguan peralatan. Kemudian penyiapan posko kesiagaan lebaran di setiap kantor induk unit, piket operasi, dan piket gangguan 24 jam.

Selain itu, juga menyiapkan cadangan putar lebih besar daripada waktu reguler, mengatur pola operasi dengan mempertimbangkan tegangan lebih dan melakukan operasi regional balance dengan meminimalkan transfer daya antarsubsistem. Secara total, ada sekitar 12-13 ribu petugas yang disiapkan P2BJB dalam menyambut Lebaran tahun ini.

Jaga Keandalan

Hal tersebut sesuai dengan perintah Menteri ESDM , Ignasius Jonan, yang meminta PLN untuk meningkatkan kesiagaan, menjaga keandalan, dan kualitas pasokan listrik. Semua unit diminta untuk menyiapkan Pedoman Operasi Khusus Lebaran 2018.

Jonan juga meminta PLN tidak melakukan pekerjaan/pemeliharaan yang dapat mengganggu pasokan listrik, kecuali pekerjaan perbaikan yang disebabkan gangguan. Apabila terjadi gangguan yang mengakibatkan kondisi defisit daya, diusahakan agar dampak sosial ke masyarakat minimum.

ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top