Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Air Bersih l Warga Kepulauan Seribu Tidak Setiap Hari Dapat Air Bersih

Pasokan Air Bersih Terbatas

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemprov DKI berupaya untuk menyediakan air bersih kepada warga di Kepulauan Seribu bekerja sama dengan swasta.

KEPULAUAN SERIBU - Untuk memenuhi kebutuhan air minum bagi penduduk Pulau Untung Jawa, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun sistem pengolahan air minum pada tahun 2015. Langkah ini dilakukan dengan mengolah air laut menjadi air layak minum yang diberi nama Sea Water Reverse Osmosis (SWRO).

"SWRO menggunakan teknologi membran yang berasal dari Amerika. Membran ini seperti filter biasa, hanya saja memunyai pori yang lebih kecil. Jadi kandungan air laut bisa tertahan disitu sehingga mampu menghasilkan air minum yang layak konsumsi," ujar Durektur Teknis PDAM Jaya, Barce Simarmata di Pulau Untung Jawa, Minggu (13/8).

Barce menerangkan Total Dissolved Solids (TDS) atau Total Padatan Terlarut pada air laut sebesar 19.000 ppm. Namum setelah melalui proses teknologi mesin SWRO, TDS air laut turun menjadi 325 ppm.

"Standar TDS air minum itu dibawah 500 ppm, nah ini kan sekitar 325 ppm, jadi sesuai standar air minum Menteri Kesehatan. Kekeruhannya juga hanya 0,4 yang berarti sangat jernih setelah melewati rangkaian proses SWRO ini. Kita tidak berani distribusikan air minum dari sumber air laut ini kepada masyarakat kalau tidak memenuhi standar," jelas dia.

Belum Optimal

Sementara itu, Lurah Pulau Untung Jawa, Ade Slamet mengatakan teknologi SWRO di pulau yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.372 jiwa itu belum dioperasikan secara optimal. Pasalnya, SWRO tersebut hanya mampu menghasilkan air minum sekitar 50 meter kubik, dari yang dijanjikan KemenPUPR sekitar 80 meter kubik.

"Kalau satu rumah itu dihitung satu meter kubik, berarti baru mencukupi 50 rumah saja. Sedangkan di Pulau Untung Jawa ada lebih dari 500 rumah," terang Ade.

Lebih lanjut, Ade menerangkan pengelola SWRO saat ini hanya menghidupkan mesin lalu mengalirkan air ke masyarakat hanya selama delapan jam setiap hari. Sisanya, warga setempat bergantung pada air bersih hasil penyulingan air tanah atau reverse osmosis (RO), yang dibangun Suku Dinas Tata Air Kepulauan Seribu pada 2013 lalu.

"Masyarakat harus membawa sendiri jerigen atau wadah untuk menikmati air RO ini, dengan harga satu galonnya sekitar 1.000 sampai 2.000 rupiah. Sedangkan, air yang dihasilkan dari teknologi SWRO bisa dialirkan melalui jaringan pipa yang sudah terpasang secara gratis," kata dia.

Ade menuturkan, warga Pulau Untung Jawa tak bisa setiap saat menggunakan hasil penyulingan air tanah menjadi air minum (RO). Sebab, jika musim kemarau yang berkepanjangan, air tanah yang digunakan sebagai sumber air bersih menjadi terasa asin.

"Ketika air langka, musim kemarau sampai tiga bulan airnya jadi terasa asin. Di sini juga kalau mandi, kita lengket. Jadi pasokan air dari SWRO masih kurang, disisi lain kita tidak bisa mengandalkan RO setiap saat juga," tutup dia.

nis/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top