Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gagasan

Paskah, Kebangkitan Karakter

Foto : Koran Jakarta/ Ones
A   A   A   Pengaturan Font

Oleh Heri Chrisdiyarto

Saat ini, semua sangat sibuk mengejar kesenangan dan rasa aman. Para elite hanya mengejar kekuasaan. Apa pun ditempuh untuk mencapai kekuasaan, termasuk cara-cara yang jauh dari moral seperti korupsi. Semua membangun dinasti korupsi. Ayah sebagai kepala daerah memberi contoh buruk anak yang melanjutkan jabatannya dengan korupsi berkeluarga: anggota keluarga dilibatkan dalam tindak korupsi.

Semua mengerjakan demi keamanan finansial untuk memperoleh kesenangan hidup. Namun semakin dikejar, ternyata membuat orang terjebak di dalamnya. Ketika target tercapai, orang merasa sedang diberkati dan Tuhan berada di pihaknya. Padahal, manusia yang semakin menjauh dari Tuhan karena terlalu sibuk dengan urusan sendiri tidak pernah lagi bisa membangun hubungan dengan-Nya.

Akhirnya kesibukan tersebut membelenggu dan menjadi penghalang perjumpaan dengan Tuhan. Hal ini dipertegas oleh Yakobus, "Tetapi, tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri karena diseret dan dipikat olehnya (Yak 1:14). Paskah Tahun 2018 adalah waktu yang tepat untuk evaluasi diri agar hidup lebih baik. Yesus datang untuk membawa perubahan secara bertahap setiap individu untuk bertobat dan memulai hidup baru yang lebih baik.

Inilah kabar yang mesti didengar para elite yang biasa hanya sibuk mengejar kepentingan diri dan kelompok. Mengenali diri dan sadar sebagai orang berdosa menjadi prasyarat untuk bisa bertobat dan secara bertahap memaksa diri berubah menjadi manusia baru dengan cara hidup baru (habitus anyar) seperti Tuhan kehendaki. Selanjutnya, membuka diri untuk dibentuk Tuhan menjadi manusia baru.

"Waktunya telah genap. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil," (Mark 1:15). Maka secara bertahap, setiap individu mengevaluasi diri dan menyadari sebagai ciptaan yang sudah jatuh dalam dosa untuk kemudian bertobat. Hidup ini tidak hanya untuk memuaskan keinginan diri atau mencapai sasaran-sasaran pribadi, namun ada misi Tuhan yang ditanamkan ke dalam diri untuk menjadi manusia yang penuh kasih dan memiliki hubungan vertikal dan horizontal sesuai dengan sabda Tuhan.

Baca Juga :
Jiwa Kesatria

Yesus telah terlebih dahulu memberikan Diri untuk menebus. Paskah adalah peristiwa penebusan. Allah mengutus Putra-Nya untuk mengambil manusia dari "gadai." Yesus menjadi tebusan bagi manusia yang tergadai dalam dosa. Jadi, Paskah tak lain merupakan pengambilalihan manusia oleh Allah melalui Putra dari tangan "pegadaian" yaitu kegelapan akibat dosa. Manusia diambil atau ditebus dari gadai oleh kematian Yesus.

Jadi lunas sudah 'utang' Allah kepada kegelapan karena melaui Putra-Nya, Allah mengalahkan maut. Dengan penebusan ini manusia beroleh kehidupan kekal. Sebab maut tak mampu menahan Putra Sulung untuk bangkit dari kematian. Ia telah mengalahkan maut. Dengan kebangkitan maut telah dihancurkan. Paskah adalah peristiwa pembenaran seluruh karya Putra oleh Bapa. Seluruh hidup Putra dibenarkan Bapa dalam peristiwa kebangkitan.

Sebab hanya karena kebenaran manusia beroleh kehidupan kekal. Juruselamat telah menunjukkan jalan keselamatan. Masalahnya, manusia bersama dunia memilih jalan sendiri, menjauh dari Firdaus. Manusia menentukan sendiri hidupnya, tak mau dituntun ke jalan yang terang. Itulah tragedi yang paling mengerikan karena manusia menolak karya keselamatan dan memilih berangkulan dengan dunia. Manusia lebih menghamba pada dunia: uang, kekuasaan, dan kenikmatan sesaat.

Tak heran bila Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus melakukan operasi tangkap tangan. Para koruptor adalah potret penolak keselamatan yang ditawarkan Allah. Mereka memilih jalan sendiri dengan korupsi, kolusi, dan penumpukan kekayaan menjadi-jadi. Manusia memuja politik kotor, culas, dan licik. Semua dijalankan untuk meraih kekayaan, kekuasaan, dan gengsi.

Padahal kekayaan, kekuasaan, dan gengsi tidak bisa menyelamatkan jiwanya. Sebaliknya, kekayaan, kekuasaan, dan gengsi justru menjadi penghalang terbesar keselamatan. Proses Paskah menjadi proses pembentukan manusia baru dengan memangkas yang berlebihan dan menambal lubang yang mengganggu. Sifat dan karakter buruk diperbaiki, terutama sering merasa paling benar.

Paskah adalah kelahiran baru yang mengubah manusia lama penuh: kesombongan, keserakahan, kemalasan, iri hati, tawar hati, egois, mementingkan diri, dan pemarah. Ini harus ditinggalkan agar tidak menjadi penghalang karya keselamatan Tuhan. Sebaliknya, manusia baru yang telah bangkit bersama Kristus, harus penuh kejujuran, kedisiplinan, konsistensi, komitmen, dan kesungguhan.

Ini akan meningkatkan hubungan horizontal dan vertikal. Secara otomatis, apa pun usaha kita, bukan lagi pekerjaan untuk ambisi pribadi, tapi pelayanan. Inilah yang harus dilakukan para elite. Kalau selama ini mereka melayani diri sendiri dengan segala kerakusannya, sebagai bukti telah bangkit dan ber-habitus baru harus mengubah diri menjadi pelayan rakyat. Para elite harus melepaskan pekerjaan fokus diri sendiri menjadi sentrum ke kepentingan rakyat.

Elite harus berani menjadi terang dunia. "Kamu adalah terang dunia….Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di surga (Mat 5:14-16)." Seringkali manusia berkompromi dengan menerima segala sikap negatif dan menganggap sebagai karakter yang harus ditolerir. Pola pikir demikian membuat manusia enggan berubah.

Malah menuntut orang lain untuk menerima keadaan seperti itu. Sikap seperti ini batu sandungan menjadi bagian dari jalan Tuhan dalam karya keselamatan. Kita adalah padang gurun yang harus dibentuk untuk menjadi jalan Tuhan menyatakan kemuliaan- Nya dalam kehidupan. Menjadi jalan Tuhan memang tidak mudah, perlu perjuangan tiada henti. Pola pikir dan paradigma harus berubah.

Tindakan dan perbuatan harus selaras dengan kehendak Tuhan. Maka Kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam hidup kita. Paskah harus menjadi puncak pembentukan pribadi oleh Allah menjadi manusia terbangkitkan. Ini ditandai dengan karakter baru. Paskah adalah kebangkitan karakter. Kebangkitan meninggalkan karakter lama berganti karakter baru. Orang yang terbangkitkan hidup dengan karakter baru: jujur, adil, belarasa, melayani, dan penuh kasih.

Penulis Seorang Evangelis

Komentar

Komentar
()

Top