Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pasien HIV Pertama "Sembuh" Tanpa Transplantasi

Foto : Istimewa

Ricardo Diaz

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Seorang pria pengidap HIV-positif dilaporkan mungkin akan jadi pasien pertama yang secara efektif sembuh dari penyakitnya itu tanpa perlu transplantasi sumsum tulang. Kabar gembira itu dilaporkan pada Selasa (7/7) oleh sejumlah peneliti yang mengklaim mereka telah berhasil melakukan terobosan medis potensial.

HIV mempengaruhi puluhan juta orang secara global. Walaupun penyakitnya kini tidak lagi merupakan vonis hukuman mati karena pasien harus minum obat seumur hidupnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, dua pria yang diidentifikasi sebagai pasien "Berlin" dan "London", telah sembuh dari HIV setelah menjalani transplantasi sumsum tulang sel batang yang amat berisiko tinggi. Metode transplantasi ini sebelumnya diterapkan untuk mengobati kanker.

Sekarang tim peneliti internasional percaya bahwa mereka mungkin memiliki pasien ketiga yang tidak lagi menunjukkan tanda infeksi setelah menjalani metode pengobatan yang berbeda.

Pasien itu adalah seorang warga Brasil berusia 34 tahun yang belum diungkap namanya dan ia didiagnosis menderita HIV pada 2012 lalu.

Sebagai bagian dari penelitian eksperimen, ia diberi beberapa obat antivirus yang manjur, termasuk maraviroc dan dolutegravir, untuk melihat apakah obat itu dapat membantunya membersihkan virus dari dalam tubuhnya. Pasien itu sekarang ini sudah lebih dari 57 pekan tanpa menjalani pengobatan HIV dan dia terus melakukan tes negatif untuk antibodi HIV.

Ricardo Diaz, seorang ahli penyakit menular di Universitas Sao Paulo, Brasil, mengatakan pasien itu dapat dianggap bebas dari HIV. "Yang penting bagi saya adalah bahwa kami memiliki pasien yang sedang dalam perawatan dan dia sekarang bisa mengendalikan virus tanpa pengobatan," kata Diaz.

"Kami tidak dapat mendeteksi virus dan dia kehilangan respons spesifik terhadap virus seperti jika Anda tidak memiliki antibodi, maka Anda tidak memiliki antigen," imbuh dia.

Temuan Provokatif

Temuan Diaz itu diumumkan dalam Konferensi AIDS Internasional virtual pertama yang diselenggarakan secara daring tahun ini karena terjadinya pandemi virus korona.

Sebelumnya PBB mengumumkan Senin (6/7) bahwa 1,7 juta orang tertular HIV tahun lalu dan sekarang ada lebih dari 40 juta orang hidup dengan HIV.

Diaz mengatakan metode perawatan timnya, yang membutuhkan penelitian lebih lanjut, adalah cara yang lebih etis untuk penderita HIV yang parah daripada harus menempuh transplantasi sumsum tulang yang amat berisiko.

"Transplantasi memiliki tingkat kematian yang tinggi. Terdapat sejumlah pasien yang meninggal karena kegagalan prosedur ini," ucap dia.

Menanggapi temuan itu, Sharon Lewin, ketua bersama International AIDS Society Initiative Menuju Penyembuhan HIV dan direktur Institut Infeksi dan Imunitas Doherty di Melbourne, mengatakan bahwa temuan Diaz sangat menarik, namun ia tetap berhati-hati karena keterbatasan data dari penelitian.

Dia mencatat bahwa tes antibodi pasien Brasil semakin lemah dari waktu ke waktu - menunjukkan berkurangnya respons kekebalan. "Ini sangat tidak biasa dalam kasus seseorang yang terlepas dari obat antivirus," kata Lewin.

"Pasien Berlin dan London mungkin satu-satunya pengecualian. Oleh karena itu data yang sangat provokatif ini membutuhkan analisis yang lebih mendalam," pungkas dia. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top