Pasien Covid-19 yang Harus Dirawat di Rumah Sakit Meningkat
Wali Kota Bogor, Jabar Bima Arya Sugiarto saat melakukan peninjauan kesiapan tempat tidur isolasi di Rumah Sakit Hermina Kota Bogor, Senin (7/2/).
Foto: ANTARA/Linna SusantiBOGOR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Jawa Barat, mendata pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan rumah sakit (RS) terus meningkat. Untuk itu, sebanyak 21 RS yang ada di Kota Bogor diminta menyiagakan tempat tidur isolasi minimal 30 persen sesuai aturan.
"Rumah sakit harus menyediakan secara bertahap tempat tidur isolasi sesuai kebutuhan, saat ini setiap hari bertambah pasien yang masuk RS karena Covid-19," kata Sekretaris Dinkes Kota Bogor dr Erna Nuraena di Kota Bogor, Senin (14/2).
Ia mengatakan sosialisasi kepada RS mengenai kesiagaan tempat tidur telah dilakukan sejak awal lonjakan kasus positif Covid-19 pada pertengahan Januari 2022.
- Baca Juga: Pemusnahan Botol Miras di Bogor
- Baca Juga: Bekasi Terus Perbaiki Kualitas Transportasi
Meskipun sebagian besar kasus positif Covid-19 bergejala ringan, katanya, namun seiring lonjakan penambahan orang terpapar virus korona tersebut jumlah yang bergejala sedang, berat hingga kritis juga meningkat.
Ia menjelaskan humlah pasien Covid-19 yang dirawat semakin naik dalam tiga hari terakhir.
Pada Kamis (10/2) data keterisian tempat tidur isolasi di 21 RS terdata 39,7 persen atau 318, namun pada Sabtu (12/2) sudah mencapai 41,7 persen atau 349 dari 801 tempat tidur yang disediakan. "Artinya, telah ada 31 orang penambahan pasien positif Covid-19 yang mulai mengalami kondisi antara gejala sedang, berat, hingga kritis," katanya.
Kondisi tersebut, kata dia, dipengaruhi oleh ketahanan tubuh setiap orang yang berbeda-beda saat terpapar penyakit menular itu.
"Orang dengan penyakit penyerta atau komorbid, lanjut usia atau belum melaksanakan vaksinasi memang lebih rentan mengalami gejala sedang, berat hingga kritis," tambahnya.
Ia merinci kenaikan pasien Covid-18 dapat dilihat dari keterisian ketersediaan tempat tidur isolasi di 21 RS selama tiga hari ini, dari Kamis (10/2), Jumat (11/2) hingga Sabtu (12/2).
Dari 74 tempat tidur isolasi gejala ringan sudah tersedia bertambah menjadi 74. Sebanyak 33,8 persen atau 25 terisi sudah bertambah menjadi 44 persen sehingga ada 33 pasien.
Begitu pun tempat tidur gejala sedang dengan ketersediaan 458 unit menjadi 491 yang dari 40,2 persen atau 173 terisi menjadi 41,5 persen atau 204.
Kemudian, tempat tidur gejala berat masih sama tersedia 141, namun dari terisi 45,4 persen atau 64 terisi sudah bertambah menjadi 51,8 atau 73.
Sementara, tempat tidur UGD dari tersedia 71 menurun menjadi 68, sebanyak 23,8 persen atau 17 terisi menjadi 14,7 persen atau 10. Lalu tempat tidur ICU yang semula 57 unit telah bertambah menjadi 62, terdapat 49,1 persen atau meningkat 46,8 persen.
Redaktur: Sriyono
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Pemulangan Warga Terus Dilakukan, Kemlu: 91 WNI yang Dievakuasi dari Suriah Tiba di Tanah Air
- Ribuan Mantan Anggota Jamaah Islamiyah Deklarasi Pembubaran di Solo
- Denny JA Rumuskan 6 Prinsip Emas Spiritualitas di Era AI
- Warga Diminta Waspada, Gunung Ibu di Halmahera Barat Sudah Dua Kali Erupsi
- Meningkat, KCIC Sebut 100 Ribu Tiket Whoosh Terjual Untuk Momen Natal dan Tahun Baru