Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pasca Tolak Sebut Serangan Moskow Sebagai Invasi, Kini Tiongkok Tawarkan Diri Jadi Mediator Rusia-Ukraina, Bahkan akan Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Kiev

Foto : news.cgtn.com

Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi

A   A   A   Pengaturan Font

Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menyatakan, negaranya bersedia menjadi mediator untuk menengahi konflik antara Rusia dan Ukraina.

"(Tiongkok) ingin bekerja dengan komunitas internasional untuk melaksanakan mediasi yang diharuskan, bila dibutuhkan," kata Wang dikutip dari AFP, Selasa (8/3).

Wang juga menegaskan, hubungan pertemanan antara Beijing dan Moskow masih tetap kokoh.

"Persahabatan antara kedua bangsa sangat kuat, dan prospek kerja sama antar kedua sisi masih sangat luas," ucapnya.

Ia menjelaskan, Rusia dan Tiongkok memiliki hubungan bilateral yang paling krusial di dunia. Ini juga berpengaruh dalam perdamaian, stabilitas, serta perkembangan dunia.

Sebelumnya, Tiongkok memiliki posisi yang rumit lantaran menolak menyebut serangan Rusia ke Ukraina sebagai invasi di tengah sejumlah negara memberikan Moskow sanksi. Tiongkok juga tidak banyak membuka suara dan sempat mengimbau seluruh pihak agar mengambil jalur diplomasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Kini, keadaan seolah berbalik, Wang menyatakan, Palang Merah negaranya akan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Ukraina secepeatnya. Namun, ia juga memuji hubungan baik Beijing dan Moskow yang digambarkan kokoh seperti batu, bahkan prospek kerja sama antar kedua negara tersebut juga disebut cukup cerah.

"Tidak peduli seberapa buruk situasi internasional, Tiongkok dan Rusia akan menjaga kerja sama strategis mereka dan terus mendukung kerja sama strategis yang komprehensif di era baru," tutur Wang.

Ia menambahkan, Tiongkok akan terus memberikan dukungan penyelesaian krisis kemanusiaan. Terkait bantuan yang dikirim Palang Merah Tiongkok, Wang tidak membeberkan secara detail.

Selain itu, Wang juga menilai akar masalah atas situasi yang terjadi di Ukraina cukup kompleks dan tidak dalam waktu singkat.

"Menyelesaikan masalah kompleks membutuhkan ketenangan dan rasionalitas dibandingkan menyiram minyak ke ai dan memperparah masalah," paparnya.

Seperti diketahui, Tiongkok menolak untuk mengecam aksi Rusia ke Ukraina sebagai invasi. Bahkan, Tiongkok juga meminta negara Barat menghargai kekhawatiran keamanan yang dirasakan Rusia.

Konflik tersebut juga tidak membuat Tiongkok memberikan sanksi ekonomi ke Rusia. Padahal, negara Barat menjatuhkan beragam sanksi ekonomi yang membuat nilai mata uang Rusia anjlok.

Meski begitu, Tiongkok sempat menyatakan eskalasi krisis di Ukraina bukan sesuatu yang ingin dilihatnya.

Di sisi lain, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borell menilai Tiongkok memang menjadi negara yang seharusnya menengahi dialog perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Ini seiring kekuatan Barat yang tak bisa memfasilitasi dialog tersebut.

"Tidak ada alternatif lain, harus Tiongkok, saya yakin itu," ujar Borell dalam wawancara bersama El Mundo, dikutip Selasa (8/3).


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top