Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Usaha

Pasar Saham dan Obligasi Menguat 2 Bulan Terakhir

Foto : AFP/ JOHANNES EISELE

BERAKHIR MENGUAT - Aktivitas pedagang saham sebelum penutupan di Bursa Efek New York (New York Stock Exchange/NYSE), New York, AS, Senin (18/3). Indeks harga saham Wall Street berakhir lebih tinggi yang dipicu oleh sentimen keuntungan perusahaan minyak dan bank sehingga mengimbangi penurunan harga saham maskapai Boeing.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pada dua bulan pertama tahun 2019, pasar saham maupun pasar obligasi terbilang menguat. Kondisi tersebut mirip dengan yang terjadi di dua bulan pertama tahun 2018. Namun, setelah itu pasar diproyeksikan berfluktuasi dan sampai akhir tahun ditutup negatif. Head of Investment

Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Freddy Tedja, mengatakan ada lima indikator yang bisa diteliti. Pertama, ekspektasi pertumbuhan ekonomi. Kedua, sentimen-sentimen yang ada di pasar finansial. Ketiga, kebijakan moneternya seperti apa. Keempat adalah valuasi aset di pasar finansial. Dan kelima adalah arus dana masuk dan keluar.

"Sekarang ini, banyak yang bertanya, apakah pola yang akan terjadi sekarang ini akan sama seperti tahun lalu? Kita tidak bisa memastikannya, tidak ada yang tahu, tapi yang dapat kita telaah adalah indikator dan sentimen yang ada di dua bulan pertama tahun lalu, dibandingkan dengan dua bulan pertama tahun ini," kata Freddy di Jakarta, Selasa (19/3).

Pertama, ekspektasi pertumbuhan ekonomi global. Di tahun lalu, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan terus menguat. Apalagi ditopang adanya pemotongan pajak di Amerika Serikat, karena ekspektasi yang sangat tinggi jika ada sesuatu kekecewaan kecil saja, membuat pasar bergejolak. "Di tahun ini, ekspektasi pertumbuhan ekonomi rendah. Kita sudah tahu, bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi global diturunkan sudah dua sampai tiga kali.

Jika sampai ada sedikit kejutan yang baik, hal ini bisa menopang pasar finansial. Itu perbedaannya. Ekspektasi tahun lalu cenderung ketinggian, sementara saat ini ekspektasi sudah berada di level yang sangat rendah," jelas dia Kedua, sentimen yang ada di pasar finansial. Pada Maret ini perang dagang antara AS dan Tiongkok terjadi negosiasi untuk mencari solusi, sudah semakin mengerucut.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top