Kawal Pemilu Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Daya Saing Ekspor

Kinerja Industri Furnitur Terkendala Masalah Klasik

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah menargetkan nilai ekspor industri furnitur nasional sebesar lima milliar dollar AS atau setara 77,43 triliun rupiah (kurs 15.485,56 rupiah/ dollar AS) pada 2024. Meski demikian, realisasi target tersebut bakal menghadapi tantangan cukup berat mulai kendala bahan baku hingga pemanfaatan teknologi ramah lingkungan. Permasalahan tersebut membuat produk furnitur Indonesia kalah bersaing dengan Tiongkok dan Vietnam.

"Untuk hambatan bahan baku, hal ini (masalah) klasik yang harus diselesaikan karena itu dibutuhkan UMKM. Kita rapatkan lagi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)," papar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Opening Ceremony Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2023 di Jakarta, Kamis (9/3).

Dia menjelaskan, Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) diminta Uni Eropa, apalagi sekarang berdasarkan aturan yang berlaku di Eropa untuk seluruh produk berbasis hutan, baik kelapa sawit, furnitur, kopi, dan lain-lain, semuanya dikejar jejaknya bahwa mereka tidak ingin ini berasal dari hutan ilegal.

Seperti diketahui, industri furnitur merupakan salah satu sektor padat karya yang menjadi penopang kemajuan ekspor Indonesia. Saat ini, industri furnitur mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 143 ribu orang dan jumlah perusahaan yang tergabung sebanyak 1.114 ribu unit usaha.

Pertumbuhan PDB industri furnitur memiliki pencapaian gemilang pada 2021 sebesar 8,16 persen dan di 2022 sebesar 0,21 persen diiringi dengan rata rata utilisasi yang cenderung stabil. Data terakhir pada Desember 2022 mencatatkan utilisasi industri furnitur berada di angka 74,16 persen.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top