Pasar Otomotif Lesu, Distributor Tunggal Ini Perkuat Lini Bisnis Lain demi Bertahan
Saat target penjualan mobil dipangkas menjadi 780 ribu unit dari semula 1,1 juta unit, Daihatsu mampu meraih market share 19 persen dalam pasar otomotif nasional.
Foto: istimewaJAKARTA – Lesunya pasar otomotif nasional memaksa pelaku usaha mencari cara dan strategi untuk bisa bertahan,termasuk memperkuat lini bisnis lain yang selama ini belum menjadi andalan penyumbang pendapatan.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan mobil secara wholesales pada November 2024 mencapai 74.347 unit atau anjlok 11,9 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy) sebesar 84.390 unit. Sedangkan penjualan ritel atau dari diler ke konsumen sebesar 76.053 unit atau turun 8,1 persen (yoy).
Kondisi tersebut memaksa Gaikindo menurunkan target penjualan pada 2024 menjadi 850 ribu unit dari semula 1,1 juta unit. Bahkan, realisasi penjualan mobil hingga akhir tahun ini diperkirakan hanya 780 ribu unit.
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menyatakan pemerintah dan pelaku industri otomotif harus mencari solusi menghadapi tantangan penurunan penjualan yang dampak negatifnya besar. "Kami mengalkulasi dampak negatif yang akan mencapai sekitar 10,6 triliun rupiah terhadap sektor hulu maupun hilir otomotif nasional. Inilah tantangan sektor otomotif yang harus kita hadapi bersama," tutur Faisol Riza.
Lesunya pasar otomotif nasional juga menerpa Daihatsu. Meski demikian, Daihatsu masih mampu mempertahankan posisi kedua penjualan otomotif nasional dan meningkatkan pangsa pasar.
Marketing and Customer Relation Division Head PT Astra International Tbk – Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), Tri Mulyono, menjelaskan pihaknya melihat tetap ada peluang di saat pasar lesu. Apalagi melihat pencapaian Daihatsu dengan pangsa pasar 19 persen di penjualan mobil nasional. “Kami tetap optimistis, terutama kekuatan di segmen komersial dan mobil mobil LCGC,” tutur Tri Mulyono kepada wartawan, Rabu (11/12).
Berdasarkan data Gaikindo, mobil komersial Daihatsu yakni Gran Max sepanjang Januari–November 2024 terjual 50.920 unit,sedangkan LCGC Daihatsu Sigra terjual sebanyak 51.126 unit.
Konsumsi Melemah
Menurut Tri, daya beli masyarakat makin berat dengan adanya kenaikan sejumlah item pajak, seperti PPN 12 persen, Opsen pajak dari Pemerintah Daerah yang memengaruhi besaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB),termasuk sulitnya mendapat kredit dari lembaga pembiayaan akibat tingginya non performing loan (NPL). Padahal, 85 persen pembeli mobil Daihatsu melalui skema kredit.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio kredit macet keseluruhan industri naik menjadi 2,62 persen pada September 2024 dari 2,50 persen pada Januari 2024.
Terkait tantangan itu, Daihatsu melihat peluang lain untuk bisa bertahan dan meningkatkan pendapatan dari lini bisnis after sales services atau layanan purnajual. Salah satunya dengan menambah bengkel perawatan mobil hingga ke pelosok daerah di Nusantara.
Deputy After Sales Service and Logistic Division Head AI-DSO, Yanuar Krisna, menjelaskan tiap sales point Daihatsu di daerah nantinya dilengkapi layanan DMS (Daihatsu Mobile Service), sesuai keinginan konsumen yang butuh jaminan orisinalitas sparepart kendaraan mereka. “Apalagi produk Daihatsu terkenal kuat dan andal, termasuk suku cadangnya,” ujarnya di sela-sela paparan jelang puncak kegiatan Program Gebyar Service Berhadiah 2024.
Selain itu, pihaknya juga memberikan paket-paket menarik serta promo diskon, terutama bagi kendaraan konsumen yang telah melewati post warranty atau free service.
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29