Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Pasar Fokus ke Omicron dan Kenaikan FFR

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pergerakan rupiah diperkirakan cenderung melemah di penghujung akhir tahun ini. Hal itu dipengaruhi sentimen penyebaran Covid-19 varian Omicron dan potensi penguatan dollar AS menyusul menguatnya spekulasi terkait langkah agresif atau hawkish oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Ekonom Bank Mandiri, Reny Eka Putri memperkirakan pergerakan rupiah di sisa pekan ini terbatas dengan kecenderungan melemah karena dipengaruhi oleh perkembangan kasus Omicron di dalam negeri. Selain itu, pelemahan tersebut disebabkan pasar mulai beralih kembali ke aset lindung nilai atau safe haven, dollar AS, karena kenaikan potensi kenaikan suku bunga oleh The Fed (FFR) tahun depan makin dekat.

Reny memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, hari ini (30/12), bergerak di kisaran 14.205-14.258 rupiah per dollar AS.

Sementara itu, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (29/12) sore, ditutup melemah 42 poin atau 0,3 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.256 rupiah per dollar AS. "Sentimen dari eksternal, pasar sekarang cenderung mix dan tanpa arah yang jelas menjelang akhir tahun," kata analis DC Futures, Lukman Leong di Jakarta.

Menurut Lukman, fokus investor mulai terpecah antara merebaknya Covid-19 atau Santa Rally dan mulai kembali fokus pada kenaikan suku bunga The Fed yang semakin dekat. "Volume perdagangan semua counter juga cenderung tipis dan bisa menciptakan volatilitas," ujar Lukman.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top