Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tradisi Banjir l Warga Bersih-bersih Lumpur

Pasang-Surut "Air Kiriman"

Foto : ANTARA/INDRIANTO EKO SUWARSO

SISA BANJIR | Warga bergotong royong membersihkan lingkungan rumahnya pasca banjir yang melanda permukiman di kawasan Kebon Pala, Jakarta Timur, Sabtu (27/4). Meluapnya air Sungai Ciliwung pada Jum’at (26/4) pagi mengakibatkan ratusan rumah di kawasan Kebon Pala terendam banjir dan sejumlah warga diungsikan ke tempat yang aman.

A   A   A   Pengaturan Font

Tradisi "bersih-bersih" selepas banjir seolah menjadi ritual tersendiri bagi beberapa warga penghuni bantaran kali di Jakarta. Mereka terbiasa membersihkan lumpur sisa banjir dalam waktu cepat sebelum datangnya lumpur susulan.

JAKARTA - Banjir masih merendam wilayah RT 07, RW 01, Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat, pada Minggu sore (28/4). Wilayah ini merupakan satu-satunya lokasi di Ibu Kota yang masih terendam air setelah banjir mulai surut di 42 lokasi sepanjang Minggu.

Menurut Hendri, warga setempat, air setinggi pinggang orang dewasa atau sekitar 100 sentimeter (cm) merendam pemukiman RT 07 sejak Sabtu (27/4) pagi. Air mulai surut pada Minggu pagi hingga pada sore hari banjir berkurang jadi setinggi 50-70 cm atau setinggi betis orang dewasa.

Akibat banjir, warga yang sebagian besar rumahnya tidak memiliki lantai dua harus mengungsi di lapangan dekat lokasi banjir. "Semalam tidur di tenda pengungsian, makanan dikasih tiga kali sehari," kata Hendri saat ditemui di lokasi banjir.

Menurut Hendri, warga sejak Sabtu menempati tenda yang dibangun sekitar 200 meter dari lokasi banjir. "Untuk kebutuhan air bersih, mandi dan ke WC, kami menumpang ke rumah warga yang tidak kena banjir," ujarnya.

Nur Hasan, warga lainnya mengatakan banjir di RT 07 cukup lama surutnya dibanding dengan wilayah lain, karena Kali Angke yang jadi sumber banjir terletak dekat wilayah hilir.

"Kalau di Cawang, Cililitan, mungkin sudah surut karena dia letaknya lebih dekat ke hulu, kalau di sini dekatnya ke hilir (Kali Angke, red)," tutur Nur Hasan saat ditemui di depan rumahnya.

Berbeda dengan di Kembangan Utara, aktivitas warga di RW 05 Kelurahan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, berangsur normal pada Minggu siang setelah banjir setinggi 20-40 sentimeter surut pada pukul 06.00 WIB, Minggu pagi (28/4).

Beraktivitas Kembali

Mukron, seorang warga RT 16 RW 06, Pondok Pinang, saat ditemui di halaman rumahnya, mengatakan ia telah bisa kembali berjualan bubur sejak Minggu pagi.

Mukron, yang sempat harus libur berjualan selama dua hari, mengatakan, air masih setinggi pinggang orang dewasa atau sekitar 70-80 cm pada Sabtu (27/4) malam.

Namun, banjir perlahan surut pada Minggu dini hari dan air tidak lagi menggenangi pemukiman pada pukul 06.00 WIB.
Senada dengan keterangan Mukron, Nina, warga RT 16 RW 05, mengatakan ia telah kembali menjajakan pisang goreng cokelat dan aneka minuman yang menjadi menu andalannya pada hari Minggu pagi.

"Pas surut ya jualannya buka lagi. Tadi, saya sama adik harus bersihin lumpur (di depan rumah) sampai tiga kali," kata Nina saat ditemui tengah menggoreng pisang.

Ia menjelaskan pembersihan lumpur berlangsung hingga tiga kali karena air sempat meluap beberapa kali ke pemukiman.
"Saya ngoset-nya (menyerok lumpur) sampai tiga kali. Makanya lelah sekali," kata Yana.

Tradisi "bersih-bersih" selepas banjir seolah menjadi ritual tersendiri bagi beberapa warga penghuni bantaran kali di Jakarta. Mereka terbiasa membersihkan lumpur sisa banjir dalam waktu cepat sebelum datangnya lumpur susulan akibat permukaan air yang naik kembali di Kali Ciliwung atau Pesanggrahan. Bahkan, sering kali banjir yang terjadi, akibat air dari wilayah Bogor dan sekitarnya yang meluap karena curah hujan yang tinggi di hulu, meskipun di Jakarta sendiri tidak hujan. Ini yang sering disebut sebagai "banjir atau air kiriman".

Kepala UPT Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, M Ridwan, mengatakan warga membersihkan endapan lumpur di lokasi banjir yang telah surut, antara lain, di Kebon Baru, Cawang, Kedoya Selatan, dan Kembangan Selatan.

Banjir dari luapan air Sungai Ciliwung yang merendam 43 titik di Jakarta pada Jumat (26/4) pagi, terus berkurang pada Sabtu (27/4) menjadi 12 titik. Hingga Minggu pagi, jumlah pengungsi berkurang dari 1.317 jiwa pada Sabtu menjadi 409 jiwa pada Minggu (28/4). Ant/P-6

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top