Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Malaysia I Panitera Pendaftaran Nyatakan PP BM Belum Penuhi Syarat Pemilu

Partai Oposisi Dibubarkan

Foto : AFP/MOHD RASFAN

Pemimp in Opo sisi l Pemimpin oposisi Malaysia yang juga mantan PM Malaysia, Mahathir Mohamad, saat terpilih sebagai kandidat PM Malaysia dalam konvensi koalisi Pakatan Harapan di Shah Alam, awal Januari 2018 lalu. Dalam pemilu Malaysia yang sebentar lagi digelar, Mahathir akan melawan PM Malaysia yang berkuasa saat ini, najib Razak.

A   A   A   Pengaturan Font

Partaioposisi yang didirikan mantan PM Mahathir Mohamad, terancam dibubarkan. Menurut Panitera Pendaftaran Pemilu, Parti Pribumi Bersatu Malaysia belum melengkapi dokumen agar bisa ikut pemilu.

KUALA LUMPUR - Otoritas di Malaysia pada Kamis (5/4) membubarkan sementara (deregistrasi) partai oposisi baru yang diketuai oleh Mahathir Mohamad mantan Perdana Menteri Malaysia. Pembubaran sementara itu merupakan pukulan keras bagi Mahathir yang maju kembali pada pemilihan umum tahun ini untuk menggeser Najib Razak, PM Malaysia yang berkuasa saat ini.

Media di Malaysia melaporkan bahwa Panitera Pendaftaran Pemilu lewat surat edaran yang diterbitkan Kamis kemarin menyatakan bahwa Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) patut dibubarkan sementara karena tidak memenuhi tenggat waktu 30 hari untuk menyerahkan dokumen yang diperlukan untuk membuktikan partai itu telah memenuhi syarat pendaftaran.

"Perintah pembubaran sementara berlaku sejak diterbitkan surat edaran ini," kata anggota panitera bernama Surayati Ibrahim.

Sejumlah media lokal menulis jika PPBM tidak bisa menyerahkan dokumen yang diperlukan, maka partai oposisi di1Malaysia itu berisiko dibubarkan secara permanen. Walau begitu, petinggi di Parti Pribumi Bersatu Malaysia mengatakan putusan Panitera Pendaftaran Pemilu tak akan menghentikan mereka untuk ambil bagian dalam pemilu. Pelaksanaan pemilu Malaysia diduga akan digelar beberapa pekan mendatang setelah parlemen resmi dibubarkan pada Jumat (6/4) ini.

PM Najib berambisi memenangkan masa jabatan ke-3 melalui koalisi Barisan Nasional yang telah berkuasa di Malaysia sejak kemerdekaan pada 1957. Namun saat ini ia tengah bergelut melawan tudingan skandal penggelapan jutaan dollar AS dari dana yang dikelola oleh BUMN keuangan yang didirikannya yaitu 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Untungkan Najib

Atas terjadinya perkembangan politik terbaru di Malaysia, direktur Asia Institute di University of Tasmania, James Chin, mengkritik upaya pembubaran itu karena hanya akan menguntungka kubu Najib dalam pemilu mendatang.

"Mereka sangat terang-terangan mengeluarkan ini pada detik-detik akhir pemilu," kata Chin. "Ini amat jelas merupakan langkah yang ditargetkan," imbuh dia.

Komentar juga disampaikan oleh anggota Dewan Tertinggi PPBM, Rais Hussin, yang mengecam langkah ini walau ia tak khawatir atas peluang partainya pada pemilu yang sebentar lagi dilaksanakan.

"Langkah itu tak akan mempengaruhi kami dalam hal kemampuan untuk bersaing atau kemampuan untuk membentuk sebuah pemerintahan," ucap Hussin.

Ditambahkan oleh Hussin bahwa empat partai yang tergabung dalam aliansi oposisi utama Pakatan Harapan berencana untuk ikut pemilu dibawah satu panji partai.

Sejumlah media lokal menduga bahwa koalisi oposisi akan bergabung dengan Partai Keadilan rakyat yang diketuai tokoh oposisi yang saat ini mendekam di penjara, Anwar Ibrahim.

AFP/SCMP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top