Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Inggris

Partai Konservatif Terancam bila Dorong Brexit tanpa Kesepakatan

Foto : AFP
A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Kandidat pemimpin Partai Konservatif, Jeremy Hunt, mengatakan partai itu akan melakukan bunuh diri politik jika mendorong Brexit tanpa kesepakatan. Hunt, yang menjabat sebagai menteri luar negeri itu, merupakan salah satu dari 10 orang yang berniat menggantikan posisi Theresa May.

Hunt lewat tulisannya di The Daily Telegraph, mengatakan Partai Konservatif akan dimusnahkan dan menghadapi kepunahan jika pemilihan umum digelar sebelum Brexit terlaksana.

Hunt mengatakan bahwa dia selalu percaya tidak ada kesepakatan lebih baik daripada tidak ada Brexit, tapi dia memperingatkan bahwa seorang perdana menteri yang menganjurkan tidak ada kesepakatan akan berisiko kehilangan suara kepercayaan di Parlemen.

"Mencoba untuk tidak mewujudkan kesepakatan melalui pemilihan umum bukanlah solusi, itu adalah bunuh diri politik. Hal itu mungkin akan menempatkan Jeremy Corbyn di nomor 10 sebelum Natal," tulisnya.

Dia berjanji akan menegosiasikan perjanjian baru dengan UE jika dia memenangkan kursi perdana menteri.

Sebagai tanggapan, salah satu pesaing Hunt, Esther McVey, mengatakan bunuh diri politik tidak akan terjadi dengan meninggalkan Uni Eropa pada akhir Oktober, seperti yang direncanakan.

Senin lalu, Menteri Perumahan, Kit Malthouse, juga bergabung dalam perlombaan untuk menjadi pemimpin partai. Lewat tulisan di The Sun, Malthouse mengatakan kampanye tidak boleh berisi wajah lama yang sama, dan menggambarkan dirinya sebagai wajah baru, dengan ide-ide baru yang segar.

Dia mengatakan bahwa dia adalah satu-satunya kandidat yang telah membuktikan kemampuan menyatukan anggota Parlemen dalam rencana Brexit yang dapat membebaskan Inggris dari kebuntuan itu, setelah dia mengumpulkan anggota Parlemen Konservatif yang cuti untuk menyusun proposal Brexit alternatif yang dikenal sebagai "Malthouse Compromise".

Tujuan utamanya adalah untuk mengamankan kesepakatan sebelum batas waktu 31 Oktober, tapi dia mengatakan masih perlu dilakukan persiapan untuk mengantisipasi jika tidak ada kesepakatan.SB/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top