Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Paradigma "Compact City" Dinilai Penting untuk Pembangunan Kota

Foto : ANTARA/Aji Cakti

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna dalam seminar daring National Urban Forum di Jakarta, Kamis (3/8/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Tingginya tingkat urbanisasi dan jumlah penduduk di kota-kota besar Indonesia berdampak pada terlampauinya daya dukung lingkungan yang mengakibatkan banyak permasalahan di perkotaan, antara lain meningkatnya masalah sosial, meningkatnya jumlah permukiman kumuh akibat kurangnya ketersediaan perumahan terjangkau, menurunnya kualitas lingkungan, meningkatnya produksi emisi gas rumah kaca, dan meningkatnya tingkat kerentanan terhadap bencana alam.

Untuk memastikan kota dapat memberikan peluang dan kehidupan lebih baik ke depannya, penting untuk memastikan inklusivitas pada tiga pilar yakni spatial inclusion, economic inclusion, dan social inclusion.

Perkotaan yang inklusif membutuhkan penyediaan perumahan, air dan sanitasi yang terjangkau. Dalam hal sosial inclusion, kota yang inklusif menjamin persamaan hak dan partisipasi masyarakat, serta economic inclusion berarti kota yang inklusif menciptakan lapangan pekerjaan dan kesempatan bagi masyarakat untuk merasakan manfaat daripada pertumbuhan ekonomi.

Dalam rangka mewujudkan kota yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan pada tahun 2030 maka Kementerian PUPR terus berkomitmen untuk target Sustainable Development Goals (SDGs).

Dalam praktiknya saat ini pembangunan perkotaan masih berbasis satuan proyek infrastruktur yang dibangun secara parsial dan belum mempertimbangkan proyeksi demand penduduk pada masa mendatang.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top