![Para Penyair Mengecam dan Menentang Aksi Terorisme](https://koran-jakarta.com/images/article/php_xc_u_resized.png)
Para Penyair Mengecam dan Menentang Aksi Terorisme
![Para Penyair Mengecam dan Menentang Aksi Terorisme](https://koran-jakarta.com/images/article/php_xc_u_resized.png)
ISBN : 978-602-1048-89-4
Terorisme tidak bisa dibenarkan dan diindahkan. Apa pun alasan dan latar belakangnya, terorisme hanya mampu menciptakan kekerasan dan ketakutan banyak orang. Terorisme juga hanya mampu menyisakan puing-puing dan kehancuran. Dari hari ke hari, hingga tahun ke tahun, terorisme seolah tidak pernah menemui titik penghabisan. Malah, bisa dibilang, terorisme semakin lama tambah marak terjadi.
Dalam menanggapi sekaligus mengecam terorisme yang sedang marak di Indonesia, para penyair Indonesia mengambil sikap di jalan kebudayaan, lewat puisi. Mereka menolak dan mengutuk atas segala kekejian yang dilakukan para penebar teror itu. Jika terorisme puncak aksi kekerasan, puisi harus menjadi dasar kelembutan dan buah akal budi yang tak memberi kesempatan kekerasan lahir. Puisi tak mendaki teror ke puncak kehidupan. Itulah kutipan kata pengantar antologi ini.
Aksi teror yang terjadi di belahan wilayah-wilayah Indonesia memberi dampak buruk bagi bangsa. Selain itu, aksi teror seperti pengeboman dapat merusak keindahan dan keelokan fisik dan psikis Tanah Air tercinta. Seperti tertulis dalam puisi Ode Negeri: "aku duduk di dalam pesawat, negeriku zamrud berkubang darah" (hal 152).
Dari puisi itu, tergambarkan rupa bangsa Indonesia seperti batu zamrud yang sangat indah dan tak ternilai harganya. Namun, karena para pelaku aksi teror, zamrud yang indah itu berkubang darah, tidak indah lagi. Betapa mengerikannya!
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya