Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Para Peneliti Menemukan Bakteri Usus Dapat Mengganggu Efektivitas Obat

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sebuah studi tonggak sejarah yang diterbitkan dalam jurnal Nature melaporkan bagaimana bakteri usus dapat mengakumulasi jumlah obat terapeutik dan berpotensi mengurangi efektivitasnya.

Penelitian ini didasarkan pada wawasan yang berkembang tentang cara mikrobioma kita dapat mengurangi atau meningkatkan aktivitas obat-obatan tertentu dikutip dari laman Newatlas.

Kita tahu bakteri yang hidup di dalam usus kita dapat berperan dalam kemanjuran obat terapeutik.

Para peneliti tahun lalu, misalnya, menemukan metabolit yang dihasilkan oleh bakteri tertentu dapat memblokir efek obat yang biasa digunakan untuk mengobati diabetes.

Studi lain telah menemukan interaksi yang menarik antara mikrobioma dan perawatan kanker, dengan beberapa jenis bakteri meningkatkan toksisitas kemoterapi sementara yang lain dapat meningkatkan efek menguntungkan.

Penelitian baru ini, merupakan upaya kolaboratif dari para ilmuwan di Laboratorium Biologi Molekuler Eropa dan Universitas Cambridge, secara khusus menyelidiki sejumlah kombinasi obat/bakteri.

Studi ini berfokus pada 15 obat oral yang umum digunakan dan interaksinya dengan 25 jenis bakteri usus yang umum.

Kiran Patil, co-lead pada penelitian ini, mengatakan temuan itu tidak terduga. Sebagian besar interaksi obat/bakteri yang terdeteksi disebabkan oleh obat yang terakumulasi di dalam bakteri, dan ini mengejutkan karena bioakumulasi sebelumnya tidak dianggap sebagai faktor signifikan dalam bakteri usus yang mempengaruhi aksi obat terapeutik.

"Mengejutkan bahwa sebagian besar interaksi baru yang kami lihat antara bakteri dan obat-obatan adalah obat yang terakumulasi dalam bakteri," kata Patil.

"Hingga saat ini, biotransformasi dianggap sebagai cara utama bakteri mempengaruhi ketersediaan obat bagi tubuh." tambahnya

Secara keseluruhan, penelitian ini melaporkan 70 interaksi spesifik antara obat dan bakteri, 29 di antaranya baru dan yang mengejutkan, 17 dari 29 interaksi yang baru dilaporkan itu disebabkan oleh obat-obatan yang terakumulasi di dalam bakteri.

Obat-obatan seperti rosiglitazone (untuk diabetes), montelukast (untuk asma), dan roflumilast (untuk penyakit paru obstruktif kronik), semuanya ditemukan terakumulasi dalam spesies bakteri tertentu.

Untuk memahami secara rinci dasar molekuler bioakumulasi, para peneliti menyelidiki dengan cermat antidepresan yang banyak digunakan yang disebut duloxetine.

Obat ini tidak hanya ditemukan terakumulasi dalam spesies bakteri tertentu, tetapi juga mengubah metabolit yang disekresikan oleh bakteri tersebut. Gangguan ini kemudian mengubah komposisi beberapa populasi bakteri.

Akhirnya, dengan menggunakan model cacing, para peneliti menemukan bakteri bioakumulasi dapat menyerap molekul obat yang cukup spesifik untuk mengubah tindakan terapeutik obat.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Aris N

Komentar

Komentar
()

Top