Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Para Pembangun Justru Dibunuh

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah tengah gencar-gencarnya membangun di berbagai daerah, termasuk Papua dan Papua Barat. Berbagai sarana dan prasarana terus dikebut agar memudahkan masyarakat mengembangkan perekonomian. Jalan menjadi salah satu infrastruktur yang dikebut Presiden Joko Widodo, termasuk Trans Papua. Trans Papua yang berada di Provinsi Papua ada 10 ruas. Salah satu ruas yang tengah diselesaikan adalah Wamena-Nduga sepanjang 270 kilometer ini.

Sangat banyak manfaat jalan, di antaranya untuk memperlancar lalu lintas, barang, jasa, dan manusia. Dari situ tentu akan menumbuhkan pergerakan perekonomian rakyat. Trans Papua, seperti infrastruktur lain, tak pernah dibangun pemerintah lain. Baru era Presiden Jokowi yang berinisiatif untuk membangunnya.

Jadi, pemerintah membangun jalan bukan untuk Jakarta, tetapi masyarakat setempat. Maka, kalau Presiden Jokowi membangun Trans Papua, bukan untuk pemerintah pusat atau Jakarta, melainkan jelas buat masyarakat Papua. Lalu pertanyaannya, mengapa para tenaga kerja yang membangun jembatan demi tersambungnya Wamena-Nduga malah dibunuhi oleh orang-orang setempat yang tidak bertanggung jawab?

Mereka hanya pekerja, bukan politikus korup, mengapa harus dibunuh. Para pekerja itu tidak akan merugikan atau menjadi benalu masyarakat setempat, tapi kok dibunuh. Kabarnya, para pekerja itu berasal dari luar Papua. Lalu, apakah masyarakat setempat mau dan bisa membangun jembatan yang konstruksinya luar biasa berat dan sulit tersebut? Kalau tidak, mengapa para pembangun itu dibunuh?

Para tenaga kerja itu semestinya harus dihargai pengorbanan mereka karena hasil kerja keras mereka akan dinikmati terutama oleh warga setempat. Bahkan sangat mungkin mereka tidak akan menikmati hasil pekerjaan sendiri. Barangkali para pembangun itu sama sekali kelak tidak akan memanfaatkan jembatan yang mereka bangun karena akan kembali ke tempat asal, bila pekerjaan sudah selesai, andai benar mereka dari luar Papua.

Sebagaimana banyak diberitakan, 31 pekerja jembatan Yigi-Aurak dibunuh. Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Papua AKBP, Suryadi Diaz, membenarkan informasi 31 pekerja dari PT Istaka Karya yang membangun jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Kabupaten Nduga, tewas. Mereka diduga dibunuh kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Sebabnya sepele sekali. Kabarnya, ada yang memotret saat melihat upacara perayaan HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka. Peserta upacara marah dan memburu pengambil foto hingga ke kamp pekerja dan membunuhnya, termasuk penghuni kamp lainnya. Menteri PUPR, Basuki Hadimulyo, mengatakan siapa pun yang melihat upacara juga akan memotret. Ini sepele.

Lalu bagaimana masa depan pembangunan Trans Papua? Apakah karena kasus tersebut lalu sebaiknya dihentikan? Presiden Jokowi secara tegas akan melanjutkan pembangunannya. Menurutnya, pembangunan Papua tidak akan terhenti hanya karena kasus ini. "Pembangunan di tanah Papua tetap berlanjut," tandas Presiden.

Hal sama disampaikan Menteri PUPR Basuki. Katanya, pembangunan hanya diberhentikan sementara. Kalau sudah ada jaminan keamanan dari Polri dan TNI, pembangunan jembatan Yigi-Aurak akan dilanjutkan.

Maka perlu penindakan tegas terhadap KKB tersebut. Mereka begitu kejam. Pekerja sudah berlindung di rumah wakil rakyat pun direbut dan dibunuh. Harus ada penegakan hukum. Ini kelewatan. Tindakan mereka tidak berdasar dan sangat pantas diburu. Mereka harus diseret ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan perbuatan biadabnya.

Komentar

Komentar
()

Top