Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kekejaman KKB -- Nyawa Dipertaruhkan demi Menyehatkan Warga

Para Nakes Alami Traumatik

Foto : papuainside

Dandrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan

A   A   A   Pengaturan Font

PEGUNUNGAN BINTANG - Sejumlah tenaga kesehatan yang selamat dari korban serangan dan kekejaman kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, mengadu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua. Mereka mengaku traumatik dan minta pemerintah memperhatikan keselamatan jiwanya. Informasi ini disampaikan Kepala Kantor Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits B Ramandey, di Jayapura, Selasa (21/9).

"Komnas HAM Papua sudah menerima dan mendengar langsung pengaduan nakes korban kekerasan KKB Kiwirok. Kami sangat prihatin dan menyesali penyerangan tersebut," kata Frits. Dia menegaskan, tenaga kesehatan yang bertugas di mana pun harus dilindungi. Mereka sangat diperlukan, berjasa dan mulia dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat di kampung-kampung.

"Kami sangat mengapresiasi empat nakes karena sudah mau datang dan menyampaikan persoalan terhadap kasus kekerasan KKB kepada mereka. Mereka adalah pekerja kemanusiaan di Puskesmas Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang," kata Frits Ramandey.

Guna memberi kenyamanan bekerja bagi tenaga kesehatan di mana saja pun, dia berharap pemerintah dan aparat berwenang memberi jaminan keamanan. Frits menyebutkan, sejumlah tenaga kesehatan mengadu ke Komnas HAM. Mereka mengaku traumatik.

"Pemerintah dan instansi berwenang harus bisa menjamin keamanan bagi tenaga kesehatan yang bekerja melayani masyarakat di daerah pedalaman maupun wilayah terpencil lainnya," kata Frits. Kasus kekerasan KKB Kiwirok Kabupaten Pegunungan Bintang pada hari Senin (13/9) mengakibatkan sejumlah nakes menjadi korban.

Seorang suster Gabriela Meilani meninggal dunia di jurang dengan kedalaman 500 meter. Sementara itu, mantri Gerald Sokoy hingga kini masih hilang dan belum diketahui nasibnya. KKB juga merusak berbagai fasilitas umum seperti gedung Puskesmas, sekolah, dan rumah warga.

Pratu Ida Gugur

Sementara itu, helikopter Bell milik Penerbangan TNI AD mengevakuasi jenazah Gabriela Meilan dari Kiwirok. "Mudah-mudahan evakuasi jenazah Gabriela berjalan lancar, tanpa gangguan berarti," harap Dandrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan di Jayapura.

Dia mengakui, selain mengevakuasi jenazah, juga akan mengangkut warga sipil yang diperkirakan masih ada 19 orang. Saat ini di Kiwirok sudah ada penguatan dari TNI-Polri. Jenazah Gabriela Meilan dievakuasi dari jurang Jumat (17/9). Namun karena ada masalah mesin menyebabkan helikopter Caracal milik TNI-AU tidak bisa evakuasi.

Kontak tembak KKB pimpinan Lamek Taplo dengan TNI-Polri terjadi sejak Senin (13/9). Selain baku tembak, KKB yang dibantu warga setempat menyerang tenaga kesehatan dan melakukan pembakaran fasilitas umum. "Kami mengenal mereka yang membakar dan menyerang karena sehari-hari sering bertemu. Mereka menggunakan panah dan senjata tajam, " ungkap para nakes yang hingga kini masih dirawat di RS Marthen Indey Jayapura.

Empat nakes yang masih dirawat adalah dr Restu Pamanggi, Katrianti Tandila, Emanuel Abi, dan Kristina Sampe Tonapa. Sedang Pratu Ida Bagus Putu, anggota Yonif 403/WP, akhirnya meninggal dalam kontak senjata dengan KKB di Kiwirok, Selasa pagi.

Dandim 1715 Yahukimo Letkol Inf. Kristian Irreuw membenarkan korban meninggal saat baku tembak dengan KKB pimpinan Lamek Taplo. Jenazah Pratu Ida sudah dievakuasi bersama jenazah nakes Gabriela Meilan menggunakan helikopter milik Penerbad.

Helikopter kemudian mendarat di lapangan Makodam XVII Cenderawasih. Jenazah Pratu Ida Bagus dan Gabriela dibawa ke RS Marthen Indey Jayapura. Jenazah Gabriela Meilan akan diautopsi sebelum diserahkan ke keluarga.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara, Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top