![Papua Terus Digoyang](https://koran-jakarta.com/images/article/php98wlss_resized.jpg)
Papua Terus "Digoyang"
![Papua Terus Digoyang](https://koran-jakarta.com/images/article/php98wlss_resized.jpg)
Masyarakat beberapa kota besar di Papua seperti Jayapura dan Papua Barat contohnya Manokwari atau Sorong telah turun ke jalan mengadakan aksi unjuk rasa. Hal ini tentu saja dampak dari kasus "rasisme" di Surabaya dan Malang. Banyak percakapan di masyarakat mengapa masyarakat Papua atau Papua Barat belum juga mereda. Terakhir Jayapura (29/8) yang disertai pembakaran kantor Majelis Rakyat Papua (MRP). Kekerasan juga terjadi di Abepuara di mana massa menjebol lembaga pemasyarakatan dan merusak pertokoan.
"Tempat asal" kasus rasial sudah tenang. Lalu, mengapa di dua provinsi tersebut masih saja terjadi unjuk rasa menentang cara-cara rasis yang terjadi di Surabaya dan Malang? Apakah ini spontan atau ada yang menggerakkan? Muncullah banyak rumor. Yang namanya rumor, selalu saja beredar tertiup angin. Dalam percakapan warga ada berbagai pengandain.
Rakyat menduga ini tidak lagi murni sebagai dampak kasus rasial. Ini sebuah skenario. Ada yang menggerakkan. Percakapan meluas sampai ada dugaan ini goyangan agar tidak terjadi pelantikan Presiden Terpilih Pemilu 2019. Namanya juga banyak warga, jadi wajar muncul banyak dugaan, termasuk yang terakhir itu.
Lalu mengapa "dalang" ini memilih Papua dan Papua Barat untuk digoyang? Menurut warga yang lama tinggal di Jayapura, alasannya masyarakat dua provinsi tersebut cukup mudah diprovokasi dan digerakkan. Pembicaraan lain yang bergulir di tengah masyarakat, goyangan Papua diharapkan merembet ke wilayah Indonesia timur lainnya.
Salahkah rakyat menduga-duga seperti itu? Tentu tidak, karena masyarakat punya pengalaman banyak skenario dalam kehidupan berpolitik, berdemokrasi, bersosial, dan sebagainya. Mengapa demikian, barangkali hal ini karena masyarakat atau banyak tokoh yang belum dewasa dalam bermasyarakat, bernegara, dan berpolitik.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya