Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pantau Tumbuh Kembang Anak dengan Buku KIA

Foto : ISTIMEWA

buku anak

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pandemi Covid-19 disamping berdampak infeksi pada anak juga mempengaruhi akses anak ke fasilitas kesehatan. Pada kondisi ini orang tua perlu memantau kesehatan dan tumbuh kembang anak secara mandiri dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA)

Sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Kementerian Kesehatan, Buku KIA sebagai alat pencatatan kesehatan ibu dan anak di tingkat keluarga. Selain sebagai media pencatatan, buku ini juga sebagai media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) bagi ibu hamil dan balita dalam masa tumbuh kembang secara rutin.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 75,2 persen ibu hamil dan 65,9 persen balita (0-59 bulan) memiliki Buku KIA. Meski kepemilikannya cukup tinggi, namun tingkat pengisiannya masih belum optimal.

Plt Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Drg. Kartini Rustandi, M. Kes mengungkapkan, pemanfaatan Buku KIA hingga sekarang masih belum sesuai harapan. "Kami melakukan kerja sama dengan berbagai pihak agar edukasi pemanfaatannya sesuai sasaran," ujar dia dalam webinar pentingnya pemanfaatan Buku KIA yang diadakan oleh Danone,' Kamis (29/7).

Sementara itu Koordinator Poksi Kesehatan Balita dan Anak Usia Prasekolah Kementerian Kesehatan dr. Ni Made Diah, P.L.D., MKM mengatakan, setiap informasi tentang kesehatan dan catatan khusus adanya kelainan pada ibu serta anak harus dicatat di dalam Buku KIA. "Apabila mengalami kesulitan, orangtua bisa berkonsultasi kepada tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan didahului telekonsultasi sebelum janji temu," ujar dia.

Diah mengatakan, tahun-tahun pertama kehidupan, terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun merupakan periode emas. Mengingat periode ini relatif pendek dan tidak akan terulang kembali, orang tua harus memanfaatkan dengan baik.

"Cara dengan memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun dengan pengenalan makanan pendamping ASI yang tepat dan sesuai mulai usia 6 bulan, memberikan stimulasi yang tepat serta memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik," paparnya.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Dr. dr. Fitri Hartanto, Sp.A(K) mengatakan, pemantauan tumbuh kembang dilakukan kepada anak rentang usia 0-2 tahun dan 2-6 tahun dengan memperhatikan beberapa aspek sesuai tingkat perkembangan usianya.

Orang tua sebaiknya memiliki catatan khusus tentang perkembangan anak karena waktu pencapaian perkembangan motorik dan mental setiap anak tidak akan sama persis. Namun karena pandemi Covid-19 membuat akses terhadap layanan kesehatan terbatas.

"Untuk itu, Buku KIA yang diproduksi oleh Kementerian Kesehatan semakin penting untuk dimiliki oleh para orang tua, khususnya ibu hamil agar dapat melakukan pemantauan tumbuh kembang anak sebagai deteksi dini," ujar dia.

Fitri menuturkan, dengan Buku KIA orangtua dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak dan menemukan gangguan secara dini. Ditemukan sejak dini maka intervensi yang dilakukan dokter menjadi lebih mudah dan fokus. "Keuntungannya tenaga kesehatan mempunyai waktu yang cukup dalam membuat rencana tindakan atau intervensi yang sesuai," ujar dia.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top