Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 18 Mar 2023, 06:30 WIB

Panggang Itik Alabio dan Belibis nan Lezat

Foto: Istimewa

S

alah satu yang menggelitik pikiran ketika melewati jalan Jalan Patmaraga, Amuntai, di ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) adalah tugu itik. Itik atau bebek dari jenis Alabio memang telah menjadi bagian dari ekonomi masyarakat setempat.

Itik Alabio yang dicetuskan oleh Drh Saleh Puspo pada 1950 adalah jenis itik lokal petelur asal Kalimantan (Anas platyrhynchos borneo) dengan itik Peking. Persilangan ini menjadikan berbeda dengan jenis itik lokal lainnya.

Nama Alabio yang dijadikan nama itik sendiri merupakan nama sebuah sebuah wilayah administratif setara kecamatan pada zaman Belanda. Namun nama itu tidak lagi dipakai sekarang karena sudah diganti dengan nama Kecamatan Sungai Pandan.

Beberapa keunggulan yang dimiliki itik Alabio antara lain memiliki warna bulu yang khas, mampu bertelur dalam jumlah banyak, dan dagingnya banyak digemari konsumen. Itulah mengapa selain telurnya menjadi oleh-oleh, daging itik tersebut menjadi kuliner khas bagi HSU.

Itik Alabio di HSU dibiarkan bebas mencari makan di rawa- rawa. Peternak memberi makan cacahan pohon rumbia yang memiliki kandungan tepung sagu tinggi. keduanya membuat membuat rasa daging itik tersebut sangat lezat.

Kuliner khas Amuntai terkait dengan itik Alabio yang banyak dijual di berbagai warung adalah itik panggang tanpa tulang. Itik ini mempunyai ciri dan rasa khas dibandingkan dengan itik panggang di daerah lain. Ciri khas Itik panggang tanpa tulang terdapat pada cara penyajiannya.

Seperti namanya, itik hanya diolah dengan cara dipanggang dan hanya disajikan daging itiknya saja oleh warung makan yang menyajikan masakan ini. Lalu, itik disajikan di atas piring dengan banyak kuah kecap, yang sudah diolah dengan bumbu, sampai itik tenggelam oleh kuah.

Itik panggang tersebut juga disajikan bersama semangkuk sup khusus. Sup yang satu ini memiliki rasa yang istimewa seperti soto Banjar. Sup yang disajikan dengan itik panggang ini memiliki rasa asin, kaldu dan daun sup yang lebih kuat ketimbang sup yang biasa ditemui.

Kuliner khas lain adalah belibis panggang yang sangat lezat. Sayangnya kuliner belibis ini kini makin jarang dijumpai karena suplainya yang berkurang karena terlalu sering diburu. Jumlah warung yang masih menyuguhkan menu burung belibis pun makin sedikit.

Di Amuntai sendiri burung dengan nama latin (Dendrocygna) dulu banyak dijumpai di wilayah rawa-rawa yang luas. Di tengah langkanya perburuan ini di alam, berita keberhasilan pembudidayaan burung liar tersebut menjadi harapan baru bagi kuliner unik ini. hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.