Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Diversifikasi Pertanian - Penyediaan Pangan Lokal Bisa Tekan Impor

Pangan Lokal Dorong Pertumbuhan UMKM Daerah

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pengembangan pangan lokal di berbagai daerah perlu terus didorong. Sebab, pangan lokal juga ikut mendorong pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memanfaatkan komoditas tersebut sebagai bahan bakunya.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendorong pertumbuhan UMKM pangan lokal di daerah dengan sumber pangan lokal yang berlimpah, termasuk di wilayah Indonesia Timur. Hal itu ditegaskan Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, dalam kampanye gerakan beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) akhir pekan lalu.

Dalam kesempatan tersebut, tidak kurang dari 10.000 porsi jagung bose, sei sapi, dan sayur kelor telah dibagikan sebagai menu pangan B2SA untuk mengedukasi masyarakat tentang pola pangan sehat dengan mengoptimalkan pemanfaatan pangan lokal.

Arief Prasetyo mengungkapkan sumber pangan lokal di wilayah Indonesia timur sangatlah berlimpah, tidak hanya sumber karbohidrat, tetapi juga sumber protein baik nabati dan hewani, salah satunya di NTT.

"Tidak harus bergantung pada satu jenis komoditas pangan tertentu karena masih banyak alternatif lain sumber pangan contohnya jagung dan sorgum yang merupakan komoditas pangan lokal sumber karbohidrat unggulan NTT, begitu pun dengan sumber protein tidak tergantung pada daging sapi dan ayam karena ada juga telur atau ikan," ungkapnya dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin (14/8).

Dia menegaskan kampanye diversifikasi pangan dengan memanfaatkan potensi pangan lokal perlu untuk terus digaungkan, karena pengembangan pangan lokal juga akan memberikan dampak ekonomi dalam menggerakkan dan mendorong pertumbuhan usaha UMKM pangan lokal serta memicu perkembangan ekonomi lokal secara keseluruhan.

"UMKM pangan lokal tidak hanya menciptakan lapangan kerja bagi penduduk setempat, tetapi juga memberikan peluang bagi petani, peternak, dan produsen lokal untuk meningkatkan pendapatan mereka," ucap Arief.

Dengan mempromosikan dan mendukung pangan lokal, masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya alam dan keahlian tradisional mereka, menciptakan nilai tambah bagi produk lokal, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam skala regional maupun nasional.

Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Rinna Syawal, mengungkapkan jika menu pangan lokal dipilih karena mempunyai nilai B2SA untuk menunjukan potensi yang ada di NTT.

"Jagung telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan gizi masyarakat NTT. Kekayaan serat dan vitamin dalam jagung bose memberikan kontribusi besar dalam menjaga kesehatan pencernaan dan meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga energi sepanjang hari," ucap Rinna.

Selain itu, ada menu kedua yaitu sei sapi, daging sapi asap khas NTT, yang juga memiliki peran penting dalam aspek gizi. Kandungan protein tinggi dalam sei sapi mendukung pertumbuhan dan pemeliharaan otot.

Adapun skor Pola Pangan Harapan (PPH) Indonesia tahun 2022 berada di angkat 92,9 dan telah melampaui target sebesar 92,8. Meski demikian, kualitas konsumsi masyarakat harus terus ditingkatkan terutama unsur buah-buahan, sayur-sayuran, umbi-umbian, dan kacang-kacangan sehingga sesuai dengan target PPH yang diharapkan.

Kurangi Impor

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, menambahkan Peringatan HUT ke-78 RI adalah momentum emas bagi pertanian untuk membangkit semangat dan memperkuat kolaborasi dengan semua pihak dalam membangun pertanian yang tangguh dengan mengoptimalkan pangan lokal, yang kualitasnya jauh lebih bagus dibanding pangan impor. "Penyediaan pangan lokal seperti sorgum, bisa melepaskan Indonesia dari ketergantungan impor gandum," tegasnya

Dia menambahkan, setidaknya ada dua langkah yang dilakukan untuk menghadapi ancaman krisis pangan dunia yakni memantapkan kapasitas produksi tanaman pangan lokal dan juga melakukan diversifikasi produksi dan konsumsinya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top