Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pancasila dan Karakter Bangsa

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Oleh Suyatno, Msi

Situasi sosial politik akhirakhir ini memunculkan kekhawatiran terjadinya perpecahan bangsa. Nilai-nilai pluralitas yang dimiliki bangsa Indonesia sejak lama mulai terusik. Karena itu, diperlukan penguatan dan revitalisasi ideologi Pancasila untuk mencegah potensi perpecahan. Demikian kondisi bangsa saat ini terutama menghadapi tahun politik menjelang pesta demokrasi lima tahunan untuk memilih presiden dan para anggota DPR.

Secara sederhana, memperkuat berarti meningkatkan daya kekuatan dan ketahanan dari degradasi ideologi. Daya kekuatan ideologi ialah kemampuan memberi manfaat yang dirasakan masyarakat. Kehadiran ideologi bisa merawat dengan baik kehidupan berbangsa.

Ideologi menjadi arah dan pijakan hidup bersama, bukan hidup sendirisendiri secara terpecah-pecah. Tanpa ideologi, tidak akan terbentuk kehidupan bangsa bersangkutan. Ideologi yang berbeda membuat bangunan, arah, dan tujuan berbangsa juga berbeda. Maka, upaya mengganti ideologi berarti juga mengubah bentuk dan arah kehidupan bangsa. Ideologi baru bisa berarti bangsa (baru) yang berbeda dengan ideologi sebelumnya.

Jika ideologi diganti jangan harap akan melihat lagi bangsa yang sebelumnya ada. Bangsa itu akan tinggal kenangan bersama terkuburnya ideologi lama. Jika dikaitkan dengan keberadaan bangsa, ideologi merupakan cara pandang bersama untuk meraih tujuan citacita berbangsa. Ideologi yang relevan berasal dari nilai-nilai dalam diri bangsa itu sendiri. Nilai-nilai yang telah membuat bangsa itu bertahan hidup dalam jangka waktu panjang.

Ideologi mewadahi seluruh bangsa, bukan sebagian besar atau sebagian kecil. Ideologi menjamin eksistensi seluruh bangsa, tanpa kecuali. Itulah alasan ideologi menentukan keberadaan sebuah bangsa meliputi seluruh tatanan dan bagiannya. Jika ideologi diganti, tatanan dan bagian penyusun bangsa pun tentunya akan berganti.

Jika keberadaan ideologi kuat, bangsa juga kuat dalam menuju kehidupan bersama sebagai rakyat Indonesia. Di bawah ideologi Pancasila yang kuat, kehidupan bangsa terjaga akan ketenteraman, persatuan, kedamaian, dan kesejahteraan. Jika ideologi lemah, eksistensi bangsa memudar. Ideologi memerlukan dukungan kondusif di tengah kehidupan belakangan.

Ideologi yang kuat mewadahi dan memelihara kehidupan seluruh bangsa di dalamnya. Salah satu upaya memelihara keberagaman dengan senantiasa menjunjung kesadaran, bangsa ini bineka. Sejak awal, rakyat terdiri dari berbagai unsur baik secara fisik, geografis, maupun budaya. Dalam kondisi demikian, patut selalu dibangun kesadaran objektif. Maka, diperlukan untuk tidak memaksakan keseragaman.

Jaminan hidup bagi semua diberlakukan sama. Penyeragaman akan menekan kebinekaan. Stabilitas yang menjadi tujuan akan bersifat semu. Pluralisme akan senantiasa saling menghormati keberadaan masing- masing. Penghormatan diberikan secara wajar kepada setiap elemen bangsa. Ideologi lahir sebagai kristalisasi nilainilai luhur kemanusiaan. Nilai-nilai yang terbukti memberikan keharmonisan hidup bersama ialah membiarkan semua unsur berbeda. Perbedaan bukanlah kelemahan, melainkan kekayaan hidup bermasyarakat.

Kristalisasi

Ideologi yang kuat merupakan kristalisasi jati diri bangsa yang tidak akan terpisahkan. Jati diri ialah ciri khas sebagai satu unsur yang menandai keberadaan bangsa. Eksistensi bangsa Indonesia diakui. Begitu ingat jati diri, orang lain akan langsung mengaitkan dengan bangsa Indonesia. Semakin banyak dan jelas ciri khas, semakin kuatlah jati diri bangsa. Dengan karakter demikian bangsa lain akan segera tahu bangsa Indonesia di antara bangsa lainnya. Budaya adalah salah satu jati diri bangsa. Hasil cipta, rasa, karsa, dan karya bangsa berikut interaksi dengan lingkungan akan menjadi warna tersendiri.

Karakter bangsa dimaknai sebagai perilaku kolektif yang baik dan berkualitas. Ini akan menjadi penopang kuatnya ideologi. Di antara banyak perilaku kolektif sifat religius semestinya menjadi karakter bangsa. Percaya kepada Tuhan adalah basis kehidupan. Inilah realita toleransi yang tidak bisa diingkari dan harus bisa diwadahi.

Karakter lainnya, sopan santun, dengan prinsip kaum muda menghormati orang tua. Orang tua pun meyayangi yang lebih muda. Antargenerasi sejajar saling menghargai. Itulah karakter yang mesti terus dipertahankan. Jangan sampai datang penyesalan setelah semua itu tinggal kenangan, kalau tidak dirawat. Sikap ramah menjadi karakter lain. Komunikasi verbal yang terbuka kepada semua menjadi ciri bangsa Indonesia.

Sikap ini menghindari prasangka kepada pihak luar, meski baru saja saling kenal. Respek menjadi faktor yang mendasari hubungan sosial. Antusias dalam relasi sosial dilengkapi dengan sikap gotongroyong. Tolong menolong dalam menghadapi problematika sosial dilandasi prinsip "berat sama dipikul ringan sama dijinjing." Ini sebuah pola yang menjadi piranti ampuh membangun hidup bersama sejajar dengan bangsa- bangsa lain.

Sejumlah upaya bisa dilakukan agar ideologi menjadi kian kuat dan mengakar dalam diri masyarakat. Salah satu upaya memperkuat ideologi dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran. Kehidupan bersama membutuhkan pijakan ke arah tujuan bersama membentuk sebuah bangsa. Cara untuk menjalani hidup bersama harus dikuatkan dengan baik oleh seluruh masyarakat. Penguatan maupun revitalisasi penanaman nilai-nilai ideologi dilakukan sejak dini dan terusmenerus.

Upaya lainnya dengan keteladanan para elite. Tokoh masyarakat merupakan aktor paling strategis dalam upaya memperkuat ideologi baik pemimpin formal maupun nonformal. Para politikus dituntut menjadi contoh melaksanakan nilai-nilai ideologi. Mereka harus sadar betul, ideologi telah berperan menempatkannya dalam status sosial itu. Tanpa ideologi, saat ini mungkin mereka bukan tokoh masyarakat. Memperkuat ideologi sama artinya memperteguh eksistensi para tokoh masyarakat dan sebaliknya.

Tidak kalah pentingnya penegakan hukum dan normanorma sosial. Dalam berjalannya ideologi dilengkapi dengan perangkat pranata sosial. Penegakan norma-norma sosial termasuk hukum akan memperkuat ideologi.

Norma dan hukum akan membuat daya tahan ideologi semakin tinggi. Pengawal ideologi akan membentengi dari erosi dan agar tak tercerabut dari jati diri rakyat. Semoga pada hari Kesaktian Pancasila ini bangsa Indonesia semakin kuat menjaga Dasar Negara tersebut sebagai ideologi bangsa.

Penulis Dosen Prodi Ilmu Pemerintahan FHISIP Universitas Terbuka

Komentar

Komentar
()

Top