Jum'at, 13 Des 2024, 05:30 WIB

Pancarkan Delapan Cahaya Laser

Peter Plavchan

Foto: Ron Aira/Creative Services

Misi peluncuran bintang buatan oleh NASA memiliki tujuan utama yaitu untuk mengkalibrasi teleskop dengan menggunakan satelit sebagai bintang semu dengan fitur yang diketahui secara tepat. Peningkatan akurasi yang dihasilkan untuk observatorium ini suatu hari nanti dapat membantu mengungkap detail baru tentang eksoplanet di sekitar bintang yang jauh, serta “energi gelap” misterius yang mempercepat perluasan alam semesta.

Misi dengan nama Landolt berbiaya senilai 19,5 juta dollar AS ini rencananya akan meluncurkan bintang buatan yang mengorbit Bumi sekitar 35.800 kilometer di atas garis khatulistiwa. Orbit tersebut juga akan bersifat geostasioner yang akan menjaga satelit di lepas pantai barat daya Amerika Serikat, tempat teleskop di California, Cile, dan Hawaii, dapat melihatnya.

“Untuk menghemat biaya, kami menumpang wahana antariksa lain, jadi orbitnya pada akhirnya akan bergantung pada peluang peluncuran yang tersedia,” jelas Peter Plavchan, penyelidik utama misi dan profesor madya fisika dan astronomi di Universitas George Mason di Fairfax, Virginia, dikutip dari IEEE Spectrum.

“Saya sangat gembira tentang bagaimana meningkatkan pengetahuan kita tentang bintang dapat meningkatkan pengetahuan kita tentang planet-planet di sekitar bintang-bintang tersebut,” imbuh dia.

Desain bintang buatan saat ini membutuhkan delapan laser dengan panjang gelombang mulai dari cahaya biru 488 nanometer hingga cahaya inframerah dekat 1.550 nanometer. Sedangkan daya laser yang dibutuhkan berkisar antara 0,1 hingga 0,5 watt.

“Jangkauan itu mencakup panjang gelombang khas yang dilihat para astronom dengan teleskop mereka,” kata Plavchan. “Panjang gelombang ini juga merupakan panjang gelombang laser yang sebelumnya telah terbukti berfungsi di luar angkasa. Kami tidak akan menggunakan sesuatu yang belum pernah terbang sebelumnya,” papar dia.

Tujuan misi Landolt adalah memancarkan foton pada laju yang dapat diandalkan, yang dapat digunakan teleskop sebagai dasar untuk perkiraan kecerahan benda lain di langit. Saat ini, jika berbicara tentang seberapa akurat teleskop modern dalam mengukur seberapa terang bintang yang jauh dan berapa banyak foton yang datang per detik.

“Ada yang mengatakan akurasinya dalam 1 persen, ada yang 2 atau 3 atau lebih buruk,” kata Plavchan. “Misi ini bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian ini hingga kurang dari 0,5 persen,” tutur dia.

Perkiraan kecerahan yang lebih baik adalah kunci untuk menyimpulkan jarak peristiwa dan objek di luar angkasa, seperti supernova tipe Ia. Ini terjadi ketika bintang katai putih meledak setelah menyedot terlalu banyak massa dari bintang pendamping.

Semua supernova tipe Ia relatif sama dalam hal kecerahan, sehingga para astronom menggunakannya sebagai standar titik terang untuk mengukur jarak kosmik. Semakin redup supernova tipe Ia, semakin jauh jaraknya dari Bumi.

Pembacaan kecerahan standar titik terang yang lebih akurat menghasilkan perkiraan kecerahan jutaan bintang yang lebih baik. Oleh karena itu misi Landolt secara tidak langsung akan mengungkap energi gelap, fenomena misterius yang diyakini para ilmuwan mendorong alam semesta terpisah.

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan: