Pameran Seni London Suarakan Kekuatan Kreatif Perempuan
Foto: IstimewaSebuah pameran di London berusaha membalikkan ketidakseimbangan gender yang telah berlangsung selama berabad-abad di dunia seni dengan memberikan panggung bagi para seniman wanita. Women in Art Fair, yang diluncurkan tahun lalu, dibuka di pusat Galeri Mall pada hari Rabu bertepatan dengan Frieze Week, acara seni kontemporer utama di ibukota Inggris. Pameran Women in Art berlangsung hingga 12 Oktober.
London Art Fair tahun ini menyoroti kontribusi artistik wanita, merayakan perspektif mereka yang beragam dan dampak tak terbantahkan yang telah mereka berikan pada kancah seni global. Acara ini didedikasikan untuk memperkuat suara wanita, menawarkan platform yang kuat bagi seniman wanita untuk memamerkan kreativitas dan pengalaman unik mereka melalui berbagai media.
"Dalam industri seni selama beberapa abad terakhir harga karya wanita lebih rendah daripada pria, tingkat kesempatan bagi seniman untuk dilirik oleh galeri lebih rendah daripada pria," kata Direktur Pameran London Art Fair Jacqueline Harvey, dikutip dari Reuters, Jumat (10/10).
"Saya berasal dari situasi galeri dan kami dibombardir oleh sejumlah besar seniman perempuan yang mencari representasi," tambahnya.
Beberapa data terbaru menunjukkan bahwa karya seni oleh wanita hanya mewakili 3,3% dari penjualan lelang antara tahun 2008 hingga pertengahan 2022, menurut Burns Halperin Report 2022, yang mencakup representasi di museum dan pasar seni AS.
Dengan fokus pada "kekuatan kreatif", London Art Fair menampilkan karya-karya dari seniman wanita yang sudah mapan dan yang baru muncul di seluruh dunia. Pameran ini menampilkan berbagai macam karya, termasuk lukisan, pahatan, fotografi, dan instalasi, yang semuanya mengeksplorasi tema identitas, pemberdayaan, dan peran sosial. Pameran ini bertujuan untuk mendobrak batasan, menyoroti pengaruh wanita dalam seni dan mendorong pengakuan yang lebih besar atas pencapaian mereka.
Women in Art Fair memamerkan karya-karya dari sekitar 150 seniman, dan mencakup stan galeri yang berfokus pada perempuan atau seniman yang mengidentifikasi diri sebagai perempuan, bagian yang dikurasi, dan karya-karya yang dipilih setelah panggilan terbuka yang menerima sekitar 2.000 karya.
"Sungguh mengharukan dan sangat positif melihat begitu banyak perempuan yang tampil ke depan, baik sebagai kurator, galeri, maupun seniman, dan mengatakan 'Kami benar-benar ingin hal ini maju untuk kami,' karena sudah begitu lama mereka merasa tersesat dan tidak bisa berlabuh di mana pun," ujar Harvey.
"Industri ini telah merespons kebutuhan (akan) pameran wanita. Wanita diikutsertakan dalam lebih banyak pameran, harga (lelang) telah naik," lanjutnya.
Seniman Tiongkok, Wen Wu, termasuk di antara mereka yang karyanya dipamerkan di bagian "Women's Cycles" yang telah dikurasi.
"Semua peserta, semua seniman perempuan, saya merasa kami memiliki (sebuah) suara, (saya) berharap suara ini dapat semakin kuat untuk memberi tahu orang-orang bahwa peran kami (tidak hanya sebagai) anak perempuan, istri atau apa pun. Kita adalah seniman, kita memiliki kekuatan kreatif," ujarnya.
Ketika London Art Fair menarik perhatian internasional, acara ini berfungsi sebagai pengingat akan kebutuhan yang terus berlanjut untuk mendukung dan mengangkat perempuan dalam industri kreatif. Kesuksesan acara tahun ini menunjukkan bahwa masa depan seni semakin inklusif, dengan suara perempuan mengambil peran yang lebih menonjol dalam membentuk narasi.
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29