Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Neraca Transaksi Berjalan - Inflasi Berpotensi Meningkat Dua Kali Lipat ke Level 7,5 Persen

Pakistan Minta "Bailout" IMF

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

KARACHI- Pakistan masih berencana mencari dana talangan (bailout) tambahan dari Dana Moneter Internasional (IMF) setelah sebelumnya mendapat tawaran paket penyelamatan sebesar 6 miliar dollar AS atau setara dengan 91,1 triliun rupiah.


Rencana tersebut disampaikan Kementerian Keuangan Pakistan pada Rabu (24/10) di Karachi."Kami melanjutkan negosiasi-negosiasi program dengan IMF di pekan pertama November," kata Noor Ahmed, juru bicara Kementerian Keuangan Pakistan, kepada Reuters dalam pesan singkat.


Pemerintah negara tersebut pada Selasa (23/10), mengumumkan bahwa Arab sepakat untuk memberi bantuan dalam valuta asing sebesar 3 miliar dollar AS selama setahun.


Selain itu, Arab juga akan memberi pinjaman hingga 3 miliar dollar AS dalam pembayaran yang ditangguhkan untuk impor minyak guna membantu mencegah krisis transaksi berjalan.


Bank sentral Pakistan sendiri telah memperingatkan bahwa inflasi di negara itu bisa mencapai dua kali lipat lebih tinggi menjadi 7,5 persen tahun depan sementara target pertumbuhan ekonomi 6,2 persen sepertinya tidak akan tercapai.

Baca Juga :
Rupiah Masih Tertekan


Indeks bursa saham utama Pakistan meningkat 3,3 persen dalam pembukaan perdagangan menyusul pemberitaan tentang bantuan Arab.


Perdana Menteri Imran Khan berkata pekan ini Pakistan akan mencari bantuan dari negara-negara sahabat yang mengacu pada Arab Saudi dan Tiongkok dan ditambah dari IMF.

Khan dijadwalkan akan bertolak ke China pada minggu pertama di bulan November. Di sana dia diprediksi akan mencari bantuan lebih lanjut.


Cadangan Rendah


Sebelumnya Kepala Ekonomi IMF, Maurice Obstfeld dalam pertemuan tahunan lembaga tersebut dan Bank Dunia di Bali beberapa waktu lalu mengatakan Pakistan belum secara resmi mendekati IMF untuk meminta bantuan bagi keuangan negaranya.


"Namun, jika pembicaraan dana talangan (bailout) berjalan minggu ini, maka akan bertujuan membantu Pakistan menggapai potensi penuhnya," kata Obstfeld.


Ia juga memperingatkan, jika peningkatan keterlibatan Tiongkok dalam ekonomi Pakistan akan membawa keuntungan dan risiko.


Lebih lanjut Obstfeld menyebutkan bahwa Pakistan tengah menghadapi kesenjangan keuangan karena tingginya defisit neraca fiskal dan transaksi berjalan, tingkat cadangan yang rendah hingga mata uang yang overvalue.


Sebelumnya Menteri Keuangan Pakistan Asad Umar mengungkapkan, bahwa pemerintah akan berusaha untuk membuka pembicaraan dengan IMF dalam pertemuan di Bali untuk meminta bantuan keuangan.


Perdana Menteri Pakistan Imran Khan juga sebelumnya mengatakan, jika pihaknya tengah mencari alternatif untuk program bailout kedua selama lima tahun dari IMF. Hal itu dikarenakan upaya kuat dari Pakistan untuk melakukan penghematan.


Mendengar pernyataan itu, Obstfeld mengakui, jika sejauh ini IMF memang memasuki pembicaraan dengan Pakistan mengenai kemungkinan program pembiayaan baru. Rtr/CNBC/E-9


Redaktur : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top