Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 02 Des 2024, 20:29 WIB

Padi Gogo yang Tahan Penyakit dan Kekeringan Dikembangkan di Siak

Seremoni proses dimulainya penanaman padi gogo yang tahan hama dan kekeringan di lahan di Kabupaten Siak, Provinsi Riau pada hari Jumat (29/11). 

Foto: ist

JAKARTA – Padi jenis gogo selama ini dikenal dapat ditanam di lahan non persawahan. Keunggulan tanaman ini tidak memerlukan pengairan berupa saluran irigasi, melainkan hanya ditanam di kebun atau ladang.

Untuk memenuhi kebutuhan beras, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui sub holding PTPN IV PalmCo akan memproduksi sedikitnya 258 ribu ton beras selama lima tahun mendatang. Program dengan nama Tanam Padi PT Perkebunan Nusantara (Tampan) ini menggunakan lahan peremajaan sawit rakyat melalui tumpang sari di Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani saat dimulainya (kick off) penanaman padi gogo di lokasi tersebut pada Jumat (29/11) menjelaskan, dari total perkebunan sawit rakyat seluas 6,94 juta hektar di seluruh Indonesia, 40 persen di antaranya atau sekira 2,8 juta hektare telah memasuki fase tanaman tua dan harus segera diremajakan.

"Dari 2,8 juta sawit yang memasuki usia renta di Indonesia, terdapat potensi Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) seluas 400 ribu hektar per tahun. Dari angka tersebut, PTPN menargetkan dapat berkontribusi 40 ribu hektare per tahun. Artinya, terdapat potensi program intercropping seluas 206 ribu hektare selama lima tahun mendatang," jelasnya melalui siaran pers pada hari Sabtu (30/12).

Dari luasan areal Tampan selama lima tahun mendatang itu, PTPN berpotensi memproduksi sedikitnya setengah juta ton gabah atau 258.491 ton padi untuk masyarakat Indonesia. Pada program ini IPB University menyiapkan salah satu varietas padi gogo, Situ Bagendit.

Rektor IPB University Prof Arif Satria menjelaskan bahwa varietas tersebut merupakan jenis yang dapat tumbuh di lahan sawah dan lahan kering. Benih ini memiliki beberapa keunggulan, mulai dari tahan terhadap penyakit blas, tungro, dan hawar daun bakteri, toleran kekeringan serta produktivitas rata-rata 4,0 ton gabah kering panen (GKP) per hektar di lahan kering dan 5,5 ton GKP per hektar di lahan sawah," paparnya

Ia menjelaskan bahwa kajian potensi tumpang sari padi gogo di lahan PSR ini mampu mendukung swasembada beras dengan potensi nasional mampu menghasilkan tambahan 1,1 juta ton beras melalui target peremajaan seluas 400.000 hektar per tahun.

Lebih jauh, ia juga berkomitmen agar program Tampan yang dilaksanakan PTPN di Kabupaten Siak ini dapat berjalan dan diperluas. Ia menyebut IPB University akan mengerahkan mahasiswa dan dosen untuk terlibat aktif dalam penelitian dan pengembangan di lapangan. Selain itu, ia juga menuturkan mengusung pendekatan smart agronomis serta artificial intelligence guna menyukseskan program itu.

"Insya Allah IPB akan kerahkan dosen mahasiswa, kita ada prodi Smart Agriculture dengan pendekatan engineering yang presisi. Kami juga kembangkan AI yang support. Tanpa kolaborasi kita tidak akan bisa sukseskan program ini," ujarnya.

Direktur PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa menambahkan Sub Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tersebut siap melaksanakan program TAMPAN dengan bekerjasama para petani sawit plasma. Ia bersyukur program ini mendapat dukungan positif dari para petani.

"Alhamdulillah, rekan-rekan petani menyambut baik program ini. Saya yakin, insya Allah semangat kami, untuk kembali ke khittah sebagai perusahaan yang tumbuh dan berkembang bersama petani akan semakin optimal, terutama saat ini dalam semangat mendukung kemandirian pangan nasional," tuturnya.

Kegiatan kick off program Tampan ini turut diwarnai dengan peluncuran salah satu varietas unggulan hasil riset PT Riset Perkebunan Nusantara, anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang fokus dalam riset dan pengembangan. Varietas yang diperkenalkan tersebut adalah NUSAKlon yang disebut memiliki produktivitas lebih tinggi dari yang ada saat ini.

Selain itu, perusahaan turut menyerahkan bantuan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), seperti alat tanam (seed planters) mekanis. Dengan teknologi ini diharapkan dapat mendukung produktivitas petani.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.