Pacu Bisnis Nikel, Antam 'Spin Off' Dua Anak Usaha
Foto: istimewaJAKARTA - PT Aneka Tambang atau Antam optimistis pelaksanaan spin-off atau pemisahaan tak murni alias sebagian anak usaha pertambangan nikel, PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA) dapat menjadi sumber pendapatan potensial bagi perseroan di masa depan.
Direktur Utama Antam, Nico Kanter, mengatakan spin-off dilakukan sejalan dengan upaya perseroan dalam menyiapkan pengembangan usaha lebih optimal guna meningkatkan performa segmen nikel. Sepanjang 2021, Antam mencatatkan kinerja keuangan yang positif dengan laba bersih 1,86 triliun rupiah atau lebih besar ketimbang laba bersih pada 2020 tercatat senilai 1,14 triliun rupiah.
Kinerja positif itu tak terlepas dari upaya perseroan melakukan inovasi produksi dan penjualan dengan fokus pada peningkatan nilai tambah produk, optimalisasi tingkat produksi, dan penjualan serta implementasi kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya tepat dan efisien. Melalui implementasi best business practices, perusahaan mampu mencatatkan nilai penjualan sebesar 38,44 triliun rupiah atau tumbuh 40 persen dibandingkan pendapatan pada 2020.
Direktur Sumber Daya Manusia Antam, Basar Simanjuntak, mengatakan target penjualan tahun ini tidak akan mengalami perubahan atau tetap sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) awal yang telah ditentukan oleh perseroan.
"Pelaksanaan spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel yang akan dilakukan Antam pada prinsipnya akan menjadi potential income bagi perusahaan yang akan datang," ujarnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) di Jakarta, Selasa (23/8).
Pengembangan Bisnis
Sepanjang 2022, Antam fokus terhadap strategi pengembangan basis pelanggan di dalam negeri terutama pemasaran produk emas, bijih nikel, dan bauksit seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri. Perseroan juga fokus terhadap upaya pengelolaan biaya yang cermat melalui pelaksanaan berbagai program efisiensi yang tepat terutama terkait dengan beban-beban yang dapat ditangguhkan.
Basar menyampaikan Antam menetapkan target produksi feronikel sebanyak 24.734 ton dengan angka penjualan 24.734 ton, produksi bijih nikel sebanyak 12,1 juta wet metric ton dengan angka penjualan sebanyak 10,05 wet metric ton, dan produksi emas sebesar 911 kilogram dengan angka penjualan sebesar 28.011 kilogram.
Kemudian, target produksi bauksit sebanyak 1,8 juta wet metric ton dengan angka penjualan bauksit 1,44 juta wet metric ton dan produksi alumina 125 ribu ton dengan angka penjual sebanyak 125 ribu ton. "Alokasi capex spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel yang akan dilakukan Antam akan disampaikan ketika perusahaan melakukan keterbukaan informasi," pungkas Basar.
Berita Trending
- 1 Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM-Pekerja Migran
- 2 Kabar Gembira untuk Warga Jakarta, Sambung Air PAM Baru Kini Gratis
- 3 Penjualan Tesla di Tiongkok Capai Rekor Tertinggi pada 2024
- 4 Barca Wajib Waspadai Barbastro
- 5 Perluas Akses Permodalan, Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM hingga Pekerja Migran
Berita Terkini
- Gara-gara Faktor Inilah, Pelantikan Kepala Daerah Terpilih di Provinsi Bali Diundur
- Masuki Masa Pensiun, Kepala BSSN dan Kepala Basarna Diganti
- Program Makan Bergizi Gratis Didukung oleh Lebih dari 900 Dapur Umum
- Ketua DPR RI: Pengusulan Capres dari Jalur Independen Penting Diwacanakan
- Pengembangan Pertanian yang Hemat Air Harus Diperluas