Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Industri Pupuk

Pabrik Baru Pacu Produktivitas Pertanian

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - PT Pupuk Indonesia (Persero) bakal membangun pabrik NPK berkapasitas 2,4 juta ton sehingga akan menambah kapasitas produksinya yang saat ini berkapasitas 3,1 juta ton per tahun. Ini juga merupakan bagian dari langkah perusahaan tersebut untuk mengembangkan pabriknya hingga berkapasitas 5,4 juta ton pada 2025.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Aas Asikin Adat menyampaikan, saat ini, pasokan pupuk NPK domestik masih minim karena hanya bisa berkontribusi sekitar 3,9 juta ton. Padahal, total kebutuhannya mencapai 11,1 juta ton.

"Penambahan pabrik ini selain memperkuat pasokan domestik juga menunjang program ketahanan pangan," ungkapnya melalui keterangannya saat meresmikan pabrik pupuk milik anak perusahaan PT Pupuk Indonesia di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (11/5).

Aas mengakui penggunaan pupuk NPK bisa meningkatkan produktivitas pertanian maupun perkebunan. Pembangunan pabrik ini juga menandakan prospek cerah bagi industri pupuk dan petrokimia dalam negeri. Pasalnya, kebutuhan pupuk NPK akan terus meningkat ke depannya.

Rencananya, pabrik tersebut akan dioperasikan PT Pupuk Iskandar Muda (Lhoksemauwe), PT Pusri Palembang, PT Pupuk Kujang dan PT Pupuk Kaltim. Ditargetkan akan beroperasi pada 2018-2025.

Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung upaya Pupuk Indonesia merevilatalisasi pabrik pupuk dan menambah kapasitas produksi pupuk NPK hingga 2,4 juta ton. Pasalnya, ketersediaan pupuk urea dan NPK dalam jumlah banyak turut membantu Kementan dalam upaya peningkatan produksi pangan.

Dirjen Hortikultura Kementan, Suwandi menambahkan kebutuhan urea dan NPK di kalangan petani cukup tinggi. Apalagi Kementan tengah fokus meningkatkan produksi pangan, termasuk perkebunan, hortikultura dan lainnya. "Tentu input produksi seperti pupuk NPK sangat dibutuhkan sekali ketersediaan di setiap musim tanam dengan tepat waktu," katanya.

Efisiensi Biaya

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dito Ganinduto mengingatkan industri pupuk nasional harus dapat mengikuti persaingan harga pupuk dunia melalui produksi pupuk dengan biaya efisien.

Menurut dia, dengan mengefisiensikan biaya produksi pupuk, maka para petani diharapkan dapat memperoleh pupuk murah dan terjangkau.

ers/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Antara

Komentar

Komentar
()

Top