Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 20 Nov 2024, 01:00 WIB

Orangtua Perlu Paham Pola Asuh Gizi Seimbang

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (tengah) meninjau uji coba makan gratis di SDN Slipi 15, Jakarta, Selasa (19/11).

Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

JAKARTA – Agar para orangtua dapat berkontribusi dalam menekan angka stunting anak bawah lima tahun (balita) perlu memahami pola asuh gizi seimbang. “Maka, para orangtua perlu diedukasi terkait masalah gizi seimbang untuk anak-anak balita,” jelas Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Yudi Dimyati, Selasa (19/11).

Menurutnya, ini menjadi tantangan tersendiri dalam menangani anak stunting. “Bagaimana orangtua bisa mengasuh balita kalau sendirinya tidak paham masalah gizi seimbang,” tanya Yudi. Yudi menyatakan, pola asuh akan memperbaiki kebutuhan gizi sehingga tumbuh kembang anak tak terganggu.

Dia memberi contoh, pola asuh orangtua selama ini membiarkan anaknya makan tidak dengan gizi seimbang, maka pasti mempengaruhi tumbuh kembang anaknya. Maka, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan memiliki upaya untuk memberikan edukasi kesehatan kepada orangtua yang punya balita agar angka stunting bisa ditekan.

“Pentingnya pola asuh orangtua yang memperhatikan makanan anak karena anak memerlukan gizi seimbang,” ujarnya. Salah satu kebutuhan gizi yang penting, peran protein yang dikenalkan melalui kelas Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) untuk memastikan tumbuh kembang anak baik.

Menurut Yudi, anak akan selalu bersama dengan orangtuanya. Maka, usai mengikuti kelas tersebut diharapkan orangtua mampu melanjutkan upaya-upaya penanganan dan pencegahan di rumah. Lokus kelurahan yang terpilih dilakukan intervensi di Jakarta Selatan pada tahun 2024 dan 2025 ada 15 kelurahan. Mereka adalah Lenteng Agung, Srengseng Sawah, Pondok Labu, Cipete Utara, Kramat Pela dan Grogol Selatan.

Selanjutnya Kebayoran Lama Selatan, Bangka, Tegal Parang, Kalibata, Pancoran, Pejaten Barat, Pejaten Timur, Bintaro, Menteng Atas dan Menteng Dalam. Berdasarkan pendataan melalui program Grebek Stunting diketahui ada 58.291 anak, di mana1.053 di antaranya bermasalah gizi serta 719 balita terindikasi stunting.

Makan Bergizi

Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka kembali meninjau uji coba program makan gratis (PMG) di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 5 Jakarta dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 15 Slipi, Jakarta Barat. Gibran didampingi Penjabat Gubernur Provinsi Jakarta, Teguh Setyabudi.

Saat tiba di lokasi, Gibran disambut warga yang sudah menunggu di depan gerbang sekolah. Sambil membagikan susu, dia menyempatkan diri untuk bersalaman dan berswafoto bersama warga. Usai menyapa masyarakat, Gibran segera memasuki sekolah dan meninjau uji coba MBG di dalam kelas-kelas.

Gibran juga membagi-bagikan susu, tas, tempat pensil, buku tulis, serta buku gambar untuk murid-murid SDN 15 dan SLB 5.Setelah selesai meninjau kelas di kedua sekolah tersebut, murid-murid pun tampak berhamburan ke lapangan menunggu Gibran untuk berfoto bersama.

Saat Gibran muncul ke lapangan, para siswa yang tadinya sudah berbaris rapi siap berfoto, langsung menyerbu wapres untuk bersalaman dan melihat dari dekat. Meski dikerubungi anak-anak, Gibran tampak dengan ramah dan meladeni mereka untuk bersalaman sambil membagikan susu.

Di tengah-tengah kerubungan, Gibran juga terlihat meladeni para guru yang ingin berswafoto dengannya. Pukul 11.00 WIB, Gibran selesai melakukan peninjauan dan kembali ke mobilnya yang sudah menunggu di depan gerbang sekolah.

Sebelumnya, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur gencar melakukan pengawasan dan pengendalian untuk menekan kasus stunting baru.
“Berdasarkan data, kasus stunting Jakarta Timur mencapai 784 balita. Kami terus berupaya untuk mencegah kasus stunting baru,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Herwin Meifendy.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Tinggi dan berat badannya tidak sesuai dengan usianya. Dia juga terganggu perkembangan otaknya.

Upaya yang dilakukan Sudin Kesehatan, kata dia, dengan pemberian makanan tambahan kepada balita stunting. Balita yang masuk kategori weight faltering atau tidak naik berat badannya dan under weight atau berat badan kurang, diberikan tambahan makanan selama 14 hari.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Aloysius Widiyatmaka, Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.