Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Akselerasi Pemulihan - Transaksi "E-Commerce" RI pada 2022 Bakal Naik Jadi Rp530 Triliun

Optimalkan Potensi Ekonomi Digital RI

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Potensi transaksi digital di Indonesia yang besar diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mengundang masuknya investasi.

JAKARTA - Nilai ekonomi digital Indonesia diklaim terbesar di Asia Tenggara, tecermin dari total nilai penjualan atau Gross Merchandise Value (GMV) sebesar 70 miliar dollar AS. Karena itu, tingginya transaksi digital di Indonesia menjadi peluang besar untuk mengundang masuknya investasi, baik pada sektor-sektor yang berhubungan dengan teknologi, digital maupun pada sektor-sektor strategis lainnya.

"Di Indonesia, kita semua memahami bahwa kita memiliki potensi yang luar biasa," ujar Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, dalam 3rd Indonesia Fintech Summit 2021 yang dipantau secara daring di Jakarta, Sabtu (11/12).

Selain itu, penelitian Google, Temasek, dan Bain & Company menunjukkan pembayaran digital akan terus tumbuh kuat di Indonesia, dengan nilai transaksi bruto pada 2025 yang mencapai 1,2 triliun dollar AS atau setara 17.226 triliun rupiah (kurs saat ini 14.355 rupiah/ dollar AS).

Di Indonesia, pembayaran digital mendominasi industri financial technology (fintech), selain peer to peer (P2P) lending yang dalam beberapa tahun terakhir terus meningkat, baik dari sisi jumlah akun peminjam, pemberi pinjaman, serta total nominal pinjaman. Nominal transaksi uang elektronik di Indonesia turut meningkat lebih dari 100 kali lipat dari hanya dua triliun rupiah pada 2012 menjadi 205 triliun rupiah pada 2020.

"Ini menggambarkan bahwa dalam kurun waktu kurang dari satu dekade terdapat kenaikan 100 kali. Jadi, kami tidak bicara tentang pertumbuhan linier satu digit, ini adalah eksponensial," ujar Sri Mulyani.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top