Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kemandirian Ekonomi | Saat Ini Baru Sekitar 7% UMKM Masuk ke Rantai Pasok Industri Besar

Optimalkan Potensi Belanja UMKM

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah perlu mengoptimalkan besarnya potensi belanja UMKM di dalam negeri dan jangan sampai ceruk peluang dari UMKM tersebut dikuasai produk asing atau alias barang impor.

JAKARTA - Potensi belanja produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di dalam negeri sangat besar yang ditaksir mencapai 2.000 triliun rupiah per tahun. Potensi tersebut mencakup belanja mulai dari BUMN, pemerintah, hingga Ibu Kota Nusantara (IKN).

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, memperkirakan belanja BUMN untuk membeli produk UMKM sekitar 500 triliun rupiah. Selain itu, lanjutnya, belanja IKN, pemerintah, dan usaha besar secara berurutan ditaksir mencapai 400 triliun rupiah, 500 triliun rupiah, serta 400 triliun rupiah.

"Besarnya potensi belanja UMKM dari dalam negeri akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo untuk segera dipotensikan belanja produk UMKM agar realisasinya bisa maksimal," ujar MenKopUKM Teten pada acara INABUYER B2B2G EXPO 2023 di Gedung Smesco Jakarta, Rabu (5/7).

Jika seluruh lembaga yang disebutnya di atas mampu memaksimalkan penyerapan produk buatan dalam negeri, Menteri Teten meyakini Indonesia masih mampu bertahan di tengah situasi pelemahan ekonomi dunia. "Ekonomi dalam negeri terutama belanja pemerintah, belanja BUMN termasuk konsumsi masyarakat, kalau beli produk UMKM, (pertumbuhan) ekonomi kita bisa 5 persen. Dengan begitu, kita bisa menghadapi ekonomi global yang lesu," ucapnya.

Lebih lanjut, Teten menuturkan penting bagi UMKM untuk masuk ke rantai pasok industri agar lebih memudahkan pelaku UMKM mengakses pembiayaan karena telah mempunyai kepastian pasar. Jika pasar UMKM telah jelas, perbankan pun disebutnya akan lebih mudah untuk memberikan pembiayaan kepada UMKM.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top