Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Venezuela l Guaido Tuding Pemerintah Pimpinan Maduro Intimidasi Keluarganya

Oposisi akan Kembali Berunjuk Rasa

Foto : AFP/FEDERICO PARRA

PEMIMPIN OPOSISI l Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido (ke-3 dari kiri), didampingi istri dan anak perempuannya, saat menggelar konferensi pers di luar kediamannya di Santa Fe, Caracas, Kamis (31/1). Dalam konferensi pers itu, Guaido menyerukan pendukung oposisi untuk kembali menggelar aksi demo pada akhir pekan ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Demonstran oposisi di Venezuela akan kembali menggelar aksi unjuk rasa pada akhir pekan ini. Tujuan dari aksi mereka yaitu untuk menekan agar Presiden Maduro segera menggelar pemilu ulang.

CARACAS - Pemimpin oposisi Juan Guaido kembali menyerukan pada rakyat Venezuela untuk kembali turun ke jalan pada akhir pekan ini untuk mengikuti unjuk rasa terbesar dalam sejarah negaranya. Adapun tujuan digelarnya aksi massa untuk menekan Presiden Nicolas Maduro agar segera menggelar pemilihan umum ulang untuk memilih presiden baru.

"Kita harus kembali turun ke jalanan di Venezuela maupun di dunia dengan tujuan mengawal ultimatum yang diberikan negara-negara anggota Uni Eropa (UE)," kata Guaido, Kamis (1/1). "Kita akan menggelar aksi unjuk rasa terbesar dalam sejarah Venezuela bahkan yang terbesar di benua ini," imbuh dia.

Sebelumnya negara-negara kuat UE telah memberikan ultimatum batas waktu hingga akhir pekan ini untuk mendesak Maduro agar mau menggelar pemilu ulang atau jika hal itu tak dituruti maka negara-negara itu akan bergabung dengan Amerika Serikat (AS) untuk mengakui ketua oposisi yang juga menjabat sebagai ketua Dewan Nasional, Guaido, 35 tahun, sebagai presiden sementara Venezuela.

Seruan untuk aksi turun ke jalan yang dilontarkan Guaido pada akhir pekan ini, bersamaan waktunya dengan peringatan 20 tahun pergerakan sosialis yang dicanangkan mendiang Hugo Chavez, sehingga aksi oposisi akan mendapat tandingan dari kelompok pendukung pemerintah.

Dalam pernyataannya, Guaido juga membeberkan bahwa pasukan keamanan elite telah mengunjungi rumahnya untuk mengancam keluarganya. Guaido menuding pemerintahan pimpinan Maduro telah melakukan intimidasi setelah dukungan internasional bagi menggulingkan penguasa semakin kuat.

"Diktator merasa yakin kunjungan pasukan khusus itu akan membuat kami terintimidasi," ucap pemimpin oposisi itu.

Dukungan Parlemen UE

Pada saat bersamaan, para anggota di Parlemen Eropa telah menggelar voting untuk menerima Guaido sebagai presiden sementara yang sah bagi Venezuela. Setelah menggelar voting, Parlemen Eropa pun mengeluarkan seruan pada UE untuk mengikuti putusan mereka.

Empat negara kuat Eropa seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Spanyol, sebelumnya mengatakan akan menerima Guaido sebagai presiden sementara Venezuela jika Maduro tak mau menggelar pemilu presiden hingga kahir pekan ini.

Sikap Parlemen Eropa itu bersamaan waktunya dengan seruan yang dikeluarkan AS pada seluruh negara Eropa agar mengakui Guaido. Selain menyerukan soal pengakuan terhadap Guaido, AS mendesak agar Maduro mau menerima amnesti yang ditawarkan pemimpin oposisi yang telah diakui Washington DC sebagai Presiden Venezuela.

"Saya ingin Nicolas Maduro dan para penasihat utamanya menerima amnesti dan lebih baik diambil secepatnya," cuit penasihat nasional AS, John Bolton, di media sosial Twitter.

Pemerintah AS melalui wakil Menteri Luar Negeri AS untuk kawasan Amerika Latin, Kimberly Breier, pada saat bersamaan pun menyambut baik langkah voting yang diambil Parlemen Eropa untuk mengakui Guaido, dan meminta negara Eropa lainnya untuk mengikuti langkah institusi di Eropa.

"Kami meminta seluruh pemerintahan di Eropa untuk mendukung rakyat dan pemerintah transisi Venezuela dengan mengakui Guaido sebagai presiden sementara," pungkas Breier. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top