Kamis, 28 Nov 2024, 06:25 WIB

Operasi untuk Kurangi Penyerapan Makanan

Foto: Guillermo Arias/AFP

Berolahraga dan melakukan diet saja sering kali gagal untuk mengobati obesitas ekstrem secara efektif. Pada beberapa orang, langkah yang direkomendasikan adalah menjalani bedah bariatrik (bariatric surgery) sebuah operasi yang dilakukan untuk membantu menurunkan berat badan.

1732723668_12d7a48859c2608d2964.jpg

Bukti menunjukkan bahwa bedah bariatrik dapat menurunkan angka kematian pada pasien dengan obesitas parah. Hal ini terutama bila dipadukan dengan pola makan sehat dan perubahan gaya hidup setelah operasi.

Prinsip dasar bedah bariatrik adalah membatasi asupan makanan dan mengurangi penyerapan makanan di lambung dan usus. Proses pencernaan dimulai di mulut, di mana makanan dikunyah dan dicampur dengan air liur dan sekresi lain yang mengandung enzim.

Makanan kemudian mencapai lambung, di mana ia dicampur dengan cairan pencernaan dan dipecah sehingga nutrisi dan kalori dapat diserap. Pencernaan kemudian menjadi lebih cepat saat makanan bergerak ke duodenum (bagian pertama dari usus halus), di mana dicampur dengan empedu dan cairan pankreas.

“Bedah bariatrik dirancang untuk mengubah atau menghentikan proses pencernaan ini sehingga makanan tidak dipecah dan diserap dengan cara biasa. Pengurangan jumlah nutrisi dan kalori yang diserap memungkinkan pasien untuk menurunkan berat badan dan mengurangi risiko mereka terhadap risiko atau gangguan kesehatan terkait obesitas,” tulis Dr Ananya Mandal, MD pada laman Newsmedical.net.

Indeks massa tubuh (body mass index/BMI), ukuran tinggi badan dalam kaitannya dengan berat badan, digunakan untuk menentukan tingkat obesitas dan membantu menentukan apakah intervensi bariatrik diperlukan. Obesitas yang parah secara klinis menggambarkan BMI lebih dari 40 kilogram per meter kuadrat atau BMI lebih dari 35 kilogram per meter kuadrat yang dikombinasikan dengan masalah kesehatan yang parah.

Masalah kesehatan yang terkait dengan obesitas meliputi diabetes tipe 2, radang sendi, penyakit jantung, dan apnea tidur obstruktif yang parah. Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food Drugs Administration/FDA) menyetujui penggunaan pengikat lambung yang dapat disesuaikan untuk pasien dengan BMI 30 kilogram per meter persegi atau lebih yang juga memiliki setidaknya satu dari kondisi ini.

Mandal menerangkan, ada berbagai jenis bedah bariatrik yang dapat dilakukan. Pembedahan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan terbuka, yang melibatkan pembedahan perut atau dengan laparoskopi. Pada operasi ini instrumen bedah diarahkan ke perut melalui sayatan kecil setengah inci.

Saat ini, sebagian besar operasi bariatrik dilakukan secara laparoskopi karena dibandingkan dengan operasi terbuka. Operasi ini memerlukan sayatan yang tidak terlalu luas, menyebabkan kerusakan jaringan yang relatif minimal, menyebabkan lebih sedikit komplikasi pascaoperasi, dan memungkinkan pasien untuk keluar dari rumah sakit lebih awal.

“Ada empat jenis operasi bariatric yang ditawarkan yaitu Adjustable gastric banding (AGB), Roux-en-Y gastric bypass (RYGB), Biliopancreatic diversion with a duodenal switch (BPD-DS), dan Vertical sleeve gastrectomy (VSG),” ungkap Mandal.  hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan: