Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Pasar

Obligasi Diprediksi Masih Bergerak Positif

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai outlook pasar obligasi masih akan bergerak positif. Ada beberapa faktor yang akan memengaruhi laju pasar obligasi di dalam negeri.

Director and Chief Investment Officer, Fixed Income MAMI, Ezra Nazula, mengatakan potensi kenaikan lebih lanjut akan didorong oleh beberapa faktor. Pertama, selisih yang masih menarik antara imbal hasil Indonesia dan US Treasury (UST) 10 tahun di kisaran 140 basis poin. Kedua, risk-on di pasar financial yang didukung oleh stabilitas pada pergerakan imbal hasil UST yang diperkirakan akan bergerak di kisaran 2,5-2,75 persen sampai akhir tahun 2019. Ketiga, berkurangnya tekanan pada pasar sekunder, penerbitan Indonesia untuk tahun ini hanya tinggal satu kali lagi. Keempat, berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik dapat mendorong peluang kenaikan peringkat investasi negara Indonesia ke depannya.

"Sejauh ini kami masih memiliki outlook positif terhadap pasar Indonesia," ungkapnya di Jakarta, Senin (22/4).

Secara umum, Ezra menjelaskan, dua faktor penting bagi pergerakan pasar obligasi adalah siklus suku bunga dan mekanisme dari sisi supply anda demand. Dari sisi suku bunga, bahwa kondisinya cukup kondusif dan potensial. Jika ditelaah dari faktor kedua yaitu permintaan dan penawaran, sejauh ini total penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sudah mencapai 40 persen dari targetnya.

Artinya, jika penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk sesuai dengan target maka penyerapan SBN dalam setiap lelang hanya sekitar 15 triliun rupiah. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan kuartal I-2019 di kisaran 20-22 triliun rupiah. "Artinya, kondisi dari sisi permintaan dan penawaran di kuartal kedua ini pun sangat kondusif dan potensial," jelas dia.

Ezra berharap perbaikan sentimen pada negara berkembang (emerging market) dan peluang pemangkasan suku bunga dapat mendorong arus dana masuk ke pasar finansial Indonesia, dan pada akhirnya dapat membantu menurunkan defisit pada neraca berjalan.

Terkait dengan Pemilu, dikatakan Ezra, bahwa Pemilu yang berlangsung kondusif dengan hasil yang tidak mengejutkan pasar akan suportif bagi pasar obligasi. Hilangnya ketidakpastian politik dapat mendorong dana masuk baik dari investor domestik maupun global. Sejauh ini target obligasi Pemerintah Indonesia tenor 10 tahun masih berada di kisaran 7-7,5 persen dan target ini masih bisa direvisi turun jika BI melakukan pemangkasan suku bunga.

"Strategi investasi yang kami gunakan adalah menjaga aset obligasi dalam denominasi dollar AS pada durasi tactical overweight, baik bagi portofolio dengan durasi pendek ataupun menengah -memanfaatkan perbaikan sentimen pada emerging market dan peluang pemangkasan suku bunga. Selain itu kami juga terus mencermati likuiditas dan volatilitas untuk memastikan pengelolaan investasi akan memberikan hasil optimal dengan risiko yang terkendali," pungkasnya.yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top