Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

NTB Distribusikan 355.000 Liter Air untuk Warga Terdampak Kekeringan

Foto : ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc

Arsip foto - Sejumlah ternak kerbau mencari rumput di areal tambak yang mengering di Dusun Songgong, Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (24/7/2024). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan 18 kabupaten/kota dan puluhan kecamatan di Provinsi Jawa Timur, NTT, NTB sudah mulai mengalami kekeringan ekstrem setelah nyaris tiga bulan tidak diguyur hujan.

A   A   A   Pengaturan Font

MATARAM - Dinas Sosial Nusa Tenggara Barat (NTB) mendistribusikan bantuan air bersih untuk membantu warga terdampak kekeringan akibat musim kemarau yang melanda wilayah tersebut.

Kepala Dinas Sosial NTB Ahsanul Khalik mengatakan pemerintah provinsi telah menyalurkan 355.000 liter air bersih pada Mei sampai Juli 2024.

"Distribusi air bersih itu sesuai dengan permintaan masyarakat," ujarnya di Mataram, Jumat.

Pada Mei hingga Juni 2024, Dinas Sosial NTB mendistribusikan air bersih sebanyak 135.000 liter untuk 1.962 jiwa dengan rincian 20.000 liter ke Mataram, 20.000 liter ke Lombok Tengah, 20.000 liter ke Lombok Barat, dan 75.000 liter ke Lombok Timur.

Kemudian Juli 2024, distribusi air bersih mencapai 220.000 liter untuk 7.664 jiwa dengan rincian 115.000 liter ke Lombok Tengah, 55.000 liter ke Lombok Barat , 35.000 liter ke Lombok Utara, dan 15.000 liter ke Lombok Timur.

Ahsanul menuturkan pihaknya mengoperasikan empat unit mobil tanki berkapasitas 5.000 liter untuk menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musik kemarau di Nusa Tenggara Barat terjadi pada Agustus 2024.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat meminta masyarakat agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif, dan efisien selama musim kemarau.

Masyarakat juga perlu mewaspadai terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau.

Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi kekurangan air khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan. Ant


Redaktur : -
Penulis : Deri Henriawan

Komentar

Komentar
()

Top