Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Beat It

Nostalgia Michael Jackson dalam Musik Orkestra

Foto : foto-foto: Avip Priatna Orkestra
A   A   A   Pengaturan Font

Di penghujung 2018, The Resonanz Music Studio di bawah naungan Avip Priatna menyelenggarakan konser akhir tahun dengan judul Beat It.

Konser yang diselenggarakan pada Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada Sabtu (1/12) ini, menjadi persembahan Avip untuk bernostalgia pada mendiang Michael Jackson.

Michael Jackson merupakan penyanyi, penulis lagu sekaligus penari terkenal di awal abad ke 20 sampai akhirnya mendapat julukan King of Pop. Ia juga menjadi salah satu musisi paling populer di dunia dan paling laris sepanjang masa. Ia banyak berkontribusi pada musik, tarian dan mode sehingga menjadi legenda di bidang musik khususnya pada genre pop, sehingga kiprahnya di dunia musik sudah seharusnya dibanggakan dan terus dikenang.

"Melalui konser Beat It ini, yang dipersembahkan oleh The Resonanz Music Studio, Avip Priatna mengajak kita untuk bernostalgia menikmati maha karya Michael Jackson, sekaligus mengenang sosoknya yang unik melalui repertoar dengan aransemen baru dan tata gerak serta penampilan multimedia yang membuat penampilan secara keseluruhan menjadi sangat menarik," kata Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, yang ikut mendukung konser tersebut.

Avip yang menjadi direktur musik sekaligus konduktor pada pertunjukan kali ini menggarap 18 lagu Michael Jackson yang pernah menjadi hits di zamannya. Mulai dari Slave to The Rhythm, I'll Be There, One Day in Your Life, Ben, Billie Jean, Heal the World, Black or White, Thriller, I Want You Back and ABC, I Just Can't Stop Loving You, Gone Too Soon, Smooth Criminal, You Are Not Alone, Earth Song, Don't Stop 'Til You Get Enough, Beat It dan ditutup dengan We Are The World.

Rangkaian musik tersebut juga dikolaborasikan oleh para penyanyi muda berbakat Indonesia, seperti Farman Purnama dan Lisa Depe yang diiringi Jakarta Concert Orchestra. Dua kelompok paduan suara yang sering kali menjadi juara di kompetisi internasional yaitu Batavia Madrigal Singers dan The Resonanz Children's Choir pun ikut tampil memeriahkan konser Beat It.

Keikutsertaan tersebut diharapkan oleh Avip untuk dapat menginspirasi para penonton dan masyarakat, bahwa pada umumnya dengan tekad, usaha dan doa, semuanya dapat mengalahkan rintangan yang dihadapi. "Tahun 2018 merupakan tahun emas The Resonanz Children's Choir yang berhasil menjadi juara di Grand Final European Grand Prix for Choral Singing di Maribor, Slovenia. Diharapkan jejak tersebut bisa diikuti oleh Batavia Madrigal Singers dan Jakarta Concert Orchestra untuk dapat mengalahkan rintangan masing-masing," tutur Avip.

Konser Beat It setidaknya melibatkan 150 orang dengan waktu persiapan sekitar tiga minggu sampai satu bulan. Seluruh kursi pun tampak dipenuhi oleh para penonton yang ingin menyaksikan karya persembahan Avip dan timnya yang mengguncangkan Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Tidak hanya menampilkan suara vokal yang apik dan alunan melodi yang harmoni, tetapi setiap kelompok paduan suara yang tampil juga menampilkan tarian-tarian yang diidentikan dengan Michael Jackson. Begitupun dengan kostumnya seperti topi fedora hitam, kemeja putih panjang dan celana bahan hitam.

Tidak berhenti di situ, beberapa adegan dari videoklip Jackson juga ditampilkan untuk meningkatkan nostalgia penonton pada pria kelahiran 25 Juni 1958 tersebut. Adapun para penyanyi yang mengenakan kostum zombie ketika menyanyikan lagu Thriller sesuai dengan konsep videoklip itu. Penonton pun sulit rasanya untuk tidak berdendang bersama dengan alunan musik mendiang Jackson yang dibawakan oleh orkestra arahan Avip. gma/R-1

Bangkitkan Semangat Anak Muda

Ada alasan khusus mengapa Avip memilih lagu Beat It sebagai judul untuk konser kali ini. Beat It merupakan salah satu lagu Michael Jackson dari album ke enamnya yang berjudul Thriller. Beat It dirilis pada 14 Febuari 1983 sebagai single ketiga pada album tersebut di samping The Girl Is Mine dan Billie Jean.

Lagu ini sangat terkenal dengan video musiknya, di mana Michael Jackson menampilkan dua kelompok gangster dengan kekuatan musik dan tariannya dan berusaha untuk saling mengalahkan satu sama lain. Lagu Beat It pun berhasil memenangkan Grammy Award untuk kategori Record of the Year dan Best Male Rock Vocal Perfomance, selain memenangkan dua American Music Awards.

"Dengan lagu Beat It dapat memberikan semangat pantang mundur. Apalagi di The Resonanz Children's Choir yang kebanyakan anak-anak, jadi temanya sangat sesuai dengan semangat kita. Selain itu lagu Beat It juga sangat ear-catching," kata Avip.

Avip juga menangkap sosok Michael Jackson sebagai sosok jenius yang hanya ada satu dibanding sejuta orang di dunia. Ia mampu menciptakan karya-karya yang menjadi hits di seluruh dunia dan mampu menginspirasi semua orang. Lagu-lagu Michael Jackson pun banyak yang menceritakan tentang cinta dan alam yang sangat cocok dengan keadaan saat ini. "Dia banyak menciptakan lagu cinta dan alam, dan lagu yang ditampilkan ini telah disaring sekiranya sangat punya karakter dan populer di zamannya," tuturnya.

Karenanya, tidak sedikit lagu-lagu zaman sekarang yang banyak mengangkat lagi karya-karya yang telah ada. Begitupun dengan lagu-lagu dari mendiang Jackson. Tetapi, sedikit anak-anak saat ini yang mengetahui karyanya yang sangat terkenal di era 80 dan 90an. "Selain lagunya memiliki banyak pesan kemanusiaan yang dalam, ini juga sekalian melihat bagaimana gaya musik zaman dulu. Anak-anak zaman sekarang kan mana tahu itu," cerita Avip.

Untuk ke depannya, Avip cs akan mengadakan konser dengan membawakan lagu-lagu Queen pada 2019. Sebelumnya, ia berencana menampilkan konser Queen itu pada bulan Desember ini. Namun dikarenakan bersamaan dengan film Bohemian Rhapsody, akhirnya konser tersebut pun diundur dan digantikan dengan konser Beat It. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top