NIK Tingkatkan Akurasi
Peresmian NIK I Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti dan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakrulloh (tengah), saat peresmian Pemanfaatan NIK sebagai Nomor Identitas Peserta JKN-KIS, di Jakarta, Rabu (26/1).
Dia menekankan, transformasi ini untuk mempermudah akses pelayanan publik. Saat ini, sebanyak 99,21 persen atau 197 juta penduduk merekam KTP Elektronik dan sidik jari.
"Kelak lembaga yang sudah siap cukup memasang alat sidik jari, datanya sudah terbaca. Jadi kalau ada yang sakit pingsan atau meninggal, sidik jari dipasang sudah bisa diketahui," jelasnya.
Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Achmad Yurianto, berpesan, indeks kepuasan pelanggan tidak boleh dilihat sebagai sesuatu angka yang statis. Menurut dia, dengan perkembangan teknologi kesehatan dan kesediaan fasilitas layanan kesehatan membuat indeks kepuasan pelanggan sangat dinamis.
"Ini harus jadi mindset yang kita tanamkan. Kalau tidak, kita hanya terjebak angka statis yang mengatakan bahwa kita sudah selesai bekerja dengan baik," kata dia.
Yuri menekankan, kemudahan peserta mengakses layanan JKN-KIS sangat penting. Hal tersebut menentukan mutu dan biaya pelayanan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya