NHTSA Selidiki Dua Kecelakaan Mobil Tesla, Diduga Karena Autopilot
Petugas mengevakuasi sebuah mobil di lokasi kecelakaan Range Rover membelok dari jalan ke jalur kereta Piccadilly Line setelah bertabrakan dengan Tesla, di Stasiun Park Royal di London Barat, Inggris (22/8/2022).
Foto: ANTARA/REUTERS/Maja SmiejkowskaJAKARTA - Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) memulai penyelidikan dua kecelakaan yang melibatkan mobil listrik Tesla. Sistem bantuan pengemudi canggih, Autopilot, dianggap sebagai penyebab kecelakaan.
Beberapa media dunia melaporkan, kecelakaan yang terjadi baru-baru ini yang ditambahkan ke daftar NHTSA melibatkan Model 3 2020, sedan entry-level Tesla.
Tesla menawarkan paket bantuan pengemudi standar yang disebut Autopilot di semua mobil barunya saat ini. Perusahaan juga menjual fitur tambahan dalam paket yang dipasarkan sebagai Enhanced Autopilot atau Full Self-Driving (FSD) di AS, dengan biaya 15.000 dolar atau 199 dolar AS per bulan.
Perusahaan milik Elon Musk itu mengizinkan beberapa pemilik untuk mengakses fitur yang belum sepenuhnya di-debug di bawah program FSD Beta, dan untuk menguji fitur ini di jalan umum.
Sejauh ini belum ada mobil Tesla yang benar-benar otonom, dan tidak ada pembuat kendaraan yang menjual mobil tanpa pengemudi di AS.
CEO Tesla Elon Musk mengatakan kepada pemegang saham bahwa kendaraan Tesla yang mengemudi sendiri akan mampu melakukan demo drive lintas negara tanpa campur tangan manusia pada akhir 2017, tetapi perusahaan tidak pernah menyelesaikan demonstrasi itu.
Kecelakaan baru yang ditambahkan ke daftar investigasi NHTSA bulan ini termasuk tabrakan di Hari Thanksgiving yang melibatkan delapan mobil setelah seorang pengemudi Tesla Model S 2021 bergerak tidak menentu melalui jalur lalu lintas di San Francisco Bay Bridge.
Pengemudi Model S, yang merupakan sedan premium Tesla, mengklaim bahwa mereka menggunakan fitur Full Self Driving, menurut catatan yang dirilis oleh California Highway Patrol, seperti yang dilaporkan CNN pertama kali.
Menurut data yang diperoleh dari NHTSA oleh CNBC, badan tersebut sedang menyelidiki setidaknya 41 kecelakaan yang melibatkan kendaraan Tesla di mana fitur otomatis seperti pengereman darurat otomatis, atau fitur sistem bantuan pengemudi yang lebih luas termasuk dalam Autopilot, FSD, dan FSD Beta terlibat.
Catatan menunjukkan bahwa 14 penyelidikan sebelumnya menyangkut kecelakaan yang mengakibatkan kematian.
Tesla juga menghadapi tuntutan hukum konsumen serta pengawasan federal dan negara bagian atas klaim keselamatan dan praktik pemasarannya. California DMV menuduh Tesla terlibat dalam iklan palsu seputar sistem bantuan pengemudinya.
Dalam tanggapan terhadap gugatan konsumen yang diajukan di California baru-baru ini, Tesla mengatakan "kegagalan" untuk mewujudkan "tujuan aspirasional jangka panjang" tidak sama dengan penipuan.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Mai Hang Food Festival Jadi Ajang Promosi Kuliner Lokal Labuan Bajo
- 2 Otorita Labuan Bajo: Mai Hang Food ajang promosi kuliner lokal
- 3 Jenderal Bintang Empat Akan Lakukan Ini untuk Dukung Swasembada Pangan
- 4 Warga Dibekali Literasi Digital Wujudkan IKN Kota Inklusif
- 5 Butuh Perjuangan Ekstra, Petugas Gabungan Gunakan Perahu Salurkan Bantuan ke Lokasi Terisolasi