Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 17 Des 2024, 06:15 WIB

Cabai di Asia Diperkenalkan oleh Portugis

Foto: afp/ AIZAR RALDES

B

erbagai budaya menemukan atau menganggap tanaman cabai memiliki berbagai kegunaan gastronomi atau terapi. Setelah diperkenalkan di dunia lama cabai akhirnya mencapai wilayah-wilayah seperti Ethiopia, India Selatan, Sri Lanka, Filipina, Kepulauan Pasifik, Tiongkok, dan Jepang.

1734364234_1509255a1454f204f09a.jpg

Foto : ANTARA/ Irfan Sumanjaya

Juan Sebastián Gómez-García pada laman The Collector menulis, saat ini, produksi cabai terkonsentrasi di Tiongkok, Indonesia, Meksiko, dan India. Khusus di wilayah-wilayah Asia tersebut, cabai diperkenalkan oleh Portugis yang menjalankan perdagangan pada abad ke-17.

Integrasi cabai dalam masakan India merupakan contoh bagaimana beberapa elemen budaya asing yang dibawa ke tempat-tempat baru melalui perdagangan barang historis, yang sering dikaitkan dengan penjajahan dan imperialisme, menjadi elemen budaya lokal yang penting.

Pemanfaatan dan teknik kuliner yang terkait dengan cabai bervariasi di berbagai lokasi geografis dan bergantung pada banyak faktor, termasuk kematangan buah beri atau skema warna yang dikodifikasi secara budaya.

Di antara suku Aztec, misalnya, merah dan hijau dianggap sebagai warna yang saling melengkapi secara alami. Cabai hijau dikaitkan dengan dewa hujan karena warna hijau melambangkan air, sedangkan cabai merah melambangkan rasa panas.

Di Eropa, cabai merah sering dikaitkan dengan emosi dan secara historis dianggap sebagai stimulan atau afrodisiak. Misalnya, orang Hungaria menyebut marah atau gelisah sebagai praprikás (menjadi seperti cabai). Alih-alih tersipu “seperti tomat,” mereka “tersipu seperti paprika”.

Gastronomi budaya menunjukkan bagaimana makanan pedas dapat menjadi penanda identitas yang hebat. Di Italia, misalnya, orang Calabria menggunakan cabai sebagai elemen penting identitas mereka, sementara di Hongaria, penggunaan paprika yang khas dalam gulai menandai diferensiasi identitas dari orang Austria pada abad ke-18.

Di Meksiko, kacang-kacangan dan semur dimasak dengan cabai kecil sebagai dasarnya. Rasa pedas telah mendominasi masakan Meksiko hingga bahkan ditambahkan ke makanan manis dan makanan penutup. Saus pedas umum ditemukan di seluruh Amerika Latin, dengan rasa, warna, atau tingkat kepedasan yang bervariasi tergantung pada jenis cabai yang digunakan. Cabai hijau besar dapat dikonsumsi sebagai sayuran di Meksiko, mirip dengan paprika di Spanyol.

Kepopuleran cabai telah menjadikan Hatch, sebuah desa di New Mexico di Amerika Serikat, dikenal sebagai ibu kota cabai dunia kota ini menyelenggarakan Festival Hatch Chile setiap tahun. Di Budapest, terdapat museum khusus cabai, dan setelah banjir besar yang menghancurkan Kota Szeged di selatan, museum ini menjadi simbol kebangkitan.

Museum lain yang didedikasikan untuk cabai dapat ditemukan di Diamante di Calabria dan Espelette di Basque Country, yang memamerkan bagaimana cabai telah menjadi objek wisata sekaligus penanda warisan budaya.

Saat ini, Meksiko mengalami dampak budaya dan ekonomi yang merugikan akibat gentrifikasi dan pariwisata di kota-kotanya, dan cabai pun tak luput dari dampak tersebut. Gentrifikasi ini didorong oleh kedatangan dan pengambilalihan orang asing.  hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.