Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Neraca Perdagangan RI Surplus 23 Bulan secara Beruntun

Foto : Antara

Aktivitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 4,53 miliar dollar AS pada Maret 2022 dengan nilai ekspor 26,50 miliar dollar AS dan impor 21,97 miliar dollar AS.

"Kalau dari catatan kami, neraca perdagangan ini mengalami surplus selama 23 bulan secara beruntun," kata Kepala BPS Margo Yuwono saat konferensi pers di Jakarta, Senin (18/4).

Margo memaparkan komoditas nonmigas penyumbang surplus terbesar berasal dari bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.

"Ketiganya adalah komoditas nonmigas yang memberikan andil terhadap surplus pada Maret 2022," ujar Margo.

Adapun tiga negara penyumbang surplus terbesar yaitu perdagangan dengan Amerika Serikat, India, dan Filipina.

Dengan AS, perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar 2 miliar dollar AS dengan komoditas penyumbang surplus terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati serta alas kaki.

Kemudian, perdagangan RI dengan India juga mengalami surplus sebesar 1,2 miliar dollar AS dengan penyumbang surplus terbesar adalah bahan bakar mineral, serta minyak hewan nabati.

Terakhir yakni dengan perdagangan dengan Filipina yang juga surplus 916,9 juta dollar AS, di mana komoditas utama penyumbang surplus adalah bahan bakat mineral, serta kendaraan dan bagiannya.

Sebaliknya, perdagangan Indonesia juga mengalami defisit dengan beberapa negara, yaitu Thailand, Australia, dan Argentina.

Dengan Thailand, Indonesia mengalami defisit 565,6 juta dollar AS, dengan komoditas utama penyumbang defisit adalah gula dan kembang gula, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.

Selain itu, transaksi perdagangan RI dengan Australia juga mengalami defisit 515 juta dollar AS dengan komoditas penyumbang defisit yang utama adalah bahan bakar mineral dan serealia.

Kemudian, perdagangan Indonesia dan Argentina juga terjadi defisit 261,6 juta dollar AS dengan komoditas serealia.

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari-Maret 2022 masih mengalami surplus 9,33 miliar dollar AS. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan periode sama pada 2021 yang angkanya surplus 5,52 miliar dollar AS dan pada 2020 yang angkanya surplus 2,54 miliar dollar AS.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top