Negara Berkembang Kritik Sasaran Pendanaan Iklim COP29
Para aktivis membentangkan banner yang bertuliskan tuntutan agar negara-negara kaya membantu negara berkembang dalam menghadapi pemanasan global saat digelar Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP29) di Baku, Azerbaijan, pada 21 November lalu
Foto: AFP/Laurent THOMETBAKU - Sejumlah negara maju dan berkembang menyuarakan kritik terhadap jumlah sasaran pendanaan COP29 yang diusulkan dalam dokumen hasilnya. Konferensi iklim PBB COP29 merilis dokumen tersebut pada Minggu (24/11) pagi.
Konferensi di ibu kota Azerbaijan, Baku, tersebut berakhir pada Minggu setelah perpanjangan perundingan selama dua hari. Hal yang menjadi kendala utama adalah sasaran pendanaan baru untuk membantu negara-negara berkembang mengatasi perubahan iklim.
“Dokumen tersebut mengatakan para perunding sepakat untuk menetapkan sasaran menyediakan setidaknya 300 miliar dollar per tahun dari berbagai sumber di bawah kepemimpinan negara-negara maju selambatnya tahun 2035. Dokumen itu juga menyerukan semua negara dan lembaga yang terlibat untuk bekerja sama guna meningkatkan pembiayaan hingga 1,3 triliun dollar setiap tahunnya untuk negara-negara berkembang selambatnya tahun 2035,” lapor kantor berita NHK.
Namun, sejumlah negara menyuarakan kritik tepat setelah dokumen tersebut disahkan, dengan mengatakan target pembiayaan terlalu rendah. SB/NHK/I-1
Berita Trending
- 1 Rilis Poster Baru, Film Horor Pabrik Gula Akan Tayang Lebaran 2025
- 2 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 3 Tayang 6 Februari 2025, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Nyata yang Sempat Viral
- 4 Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Sebut JETP Program Gagal
- 5 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...