Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

NATO Mengincar Kerja Sama dengan Perusahaan Teknologi untuk Pertahanan Luar Angkasa

Foto : Spaceaustralia

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

NATO telah merencanakan untuk bekerja lebih dekat dengan sektor komersial untuk memenuhi ambisinya dalam pertahanan luar angkasa. Sektor komersial yang NATO tuju adalah perusahaan dan start-up bidang teknologi yang mengembangkan dan menawarkan teknologi terkait luar angkasa.

Beberapa hal yang mereka (perusahaan dan start-up) tawarkan seperti satelit yang dapat mengolah data, kecerdasan buatan untuk analisis militer, dan teknologi lain yang dapat digunakan untuk keperluan pertahanan.

Dikabarkan dari Euronews, beberapa start-up dan perusahaan telah melakukan pertemuan dengan pejabat NATO pada awal bulan Juli di simposium luar angkasa di Toulouse, Prancis.

Pada pertemuan ini, Preligens, sebuah perusahaan Prancis telah memamerkan sistem kecerdasan buatan mereka (Preligens) yang menunjukkan apa yang terjadi di dunia, terutama di Korea Utara, Cina, dan Rusia lewat pemrosesan datanya.

Dengan teknologi dari Preligens, seseorang dapat mengetik ke komputer mengenai lokasi pangkalan udara Engels di Rusia. Lalu, semua pesawat militer dan perubahan aktivitas dapat dilihat secara langsung.

Data yang besar semacam ini seharusnya dapat memakan waktu dua hingga empat jam untuk menganalisisnya. Namun, teknologi ini dapat melakukannya dengan durasi beberapa menit dan dapat menunjukkan tingkat akurasi 95 persen.

NATO mengatakan bahwa prioritas mereka (NATO) saat ini ialah luar angkasa. Hal ini tercetus pada tahun 2019 yang mana saat itu sekutu telah mengadopsi kebijakan luar angkasa NATO dan mengakui luar angkasa sebagai domain baru, selain udara, darat, dan laut.

Bekerja dengan sektor komersial merupakan hal yang penting bagi NATO dan Kementerian Pertahanan Prancis. Mereka (NATO dan Kementerian Pertahanan Prancis) menganggap bahwa sektor komersial merupakan sektor yang langka dan produk teknologinya berkembang dengan cepat.

Meskipun Perusahaan dan start-up dengan NATO memiliki kecocokan dengan kerja sama ini, terjadi adanya hambatan dalam proses pertukaran informasi.

Seorang pejabat NATO mengatakan sektor komersial mengalami kesulitan dalam aliran informasi, seperti teknologi apa saja yang NATO butuhkan di masa depan.

Klasifikasi di beberapa informasi juga menjadi hambatan bagi start-up dan perusahaan untuk mengetahui lebih dekat dengan rencana NATO mengenai pertahanan luar angkasa.

"Perusahaan teknologi luar angkasa mengalami kesulitan dengan kompleksitas organisasi pemerintah, serta dengan NATO yang memiliki pintu masuk yang berbeda, kontrak kerja yang berbeda," kata pejabat NATO lewat konferensi pers.

Meskipun NATO membuka diri dengan mulai menggaet sektor komersial, masih ada sistem yang diterapkan untuk mencegah konflik geopolitik dan kepentingan komersial.

"Salah satu pertanyaan pertama yang kami ajukan adalah apakah akan ada pihak ketiga di tengah kerja sama ini? Apakah itu perusahaan yang bekerja dengan Partai Komunis Tiongkok? Jadi kami melakukan pemeriksaan akan hal tersebut," ujar Darren Whiteley, Deputi Direktur Kebijakan dan Rencana Komando Angkatan Luar Angkasa AS, dikutip dari EuroNews (14/6).

Namun, NATO tidak ingin menghalangi perusahaan-perusahaan dalam melakukan bisnis komersial. Whiteley menambahkan bahwa jika hal tersebut tidak ada resiko untuk NATO, mereka (NATO) tidak masalah.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Muhammad Daniel Ramadhan

Komentar

Komentar
()

Top