Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Nasionalisme Vaksin

Foto : ANTARA/ HO-Tim Komunikasi Komite Penanganan Covid

Ketua Pelaksana Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Erick Thohir usai mengadakan koordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/9/2020).

A   A   A   Pengaturan Font

Presdien Jokowi menegaskan bahwa kita perlu bergerak cepat mengingat semua negara berlomba-lomba untuk memperoleh vaksin secepat-cepatnya. Semua lagi kejar-kejaran agar warga mereka bisa cepat pulih dan ekonominya bisa bangkit.

Meski demikian, Jokowi memperingatkan agar kita tidak tergesa-gesa ingin vaksinasi sehingga kaidah-kaidah saintifik, data-data sains, standar kesehatan dinomorduakan. Jokowi menegaskan agar vaksin disuntikkan ke masyarakat setelah melalui uji klinis yang benar sehingga bisa efektif menangkal virus Covid-19, serta aman dan tidak menimbulkan efek samping.

Sementara itu, pemerintah Jepang juga sangat berhati-hati dalam pengembangan vaksin. Saat ini, vaksin Covid-19 sedang dalam fase uji coba praklinis. Jepang agak terambat dalam peta persaingan penemuan vaksin global karena mereka menerapkan aturan yang sangat ketat. Mereka khawatir bila terburu-buru, antibodi yang dihasilkan malah membuat virus korona lebih kuat.

Peringatan lebih tegas dikemukakan Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang menyerukan pentingnya solidaritas global saat vaksin virus korona telah ditemukan. Satu-satunya cara untuk pulih dari pandemi yaitu menggalang kebersamaan dan menjamin negara-negara miskin mendapatkan akses yang adil terhadap vaksin.

Memang wajar jika negara-negara ingin terlebih dahulu melindungi warganya sendiri. Inilah yang dinamakan Nasionalisme Vaksin, kondisi ketika suatu negara ingin mengamankan stok vaksin demi kepentingan warga negaranya. Padahal, pandemi Covid-19 merupakan wabah yang menginfeksi puluhan juta orang di seluruh dunia.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top