Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Nasib Tragis Muhammad Alzahra

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Terduga pelaku pencurian maupun orang-orang yang membakarnya hidup-hidup pun, sudah seharusnya diserahkan kepada polisi dan diproses sesuai jalur hukum. Penjahat perang atau genosida yang secara sengaja menghilangkan nyawa ribuan atau jutaan orang sekalipun, berhak berdiri di depan pengadilan untuk membela diri sebelum akhirnya dijatuhi hukuman mati.

Hak itulah yang seharusnya juga diberikan kepada Muhammad Alzahra yang baru diduga mencuri amplifier. Entah apakah massa tersulut emosi saat menangkap terduga pencuri hingga melupakan hak paling mendasar manusia untuk diberi kesempatan hidup dan membela diri. Jika saja ada sedikit upaya menahan diri, pastilah tidak sulit mengetahui apakah MA yang berprofesi sebagai tukang servis elektronik ini benar-benar mencuri amplifier. Kita melupakan fakta sederhana bahwa MA adalah kepala keluarga. Istrinya yang sedang hamil 6 bulan dan anak berusia 4 tahun, sedang menunggunya di rumah.

Diharapkan semua pelaku pembunuhan terhadap MA segera ditangkap dan dihukum sesuai perbuatannya untuk memberi efek jera dan menjadi pelajaran masyarakat lain. Apabila ada kejadian seperti itu, diharapkan tidak sampai membunuh dan membakar orang hidup-hidup.

Rehabilitasi terhadap mental anak dan keluarganya juga sangat diperlukan. Sebab peristiwa ini bisa menciptakan dendam yang berlarut-larut bila tidak ditangani secara baik. Karena itu perlu ada pendekatan psikologi dan penanganan komprehensif supaya ada kesembuhan di keluarganya, serta dibantu secara materi.

Negara harus mengurus keluarga korban. Negara harus bertanggung jawab untuk menyantuni keluarga MA. Tragedi yang menimpa MA menjadi bukti kuat bahwa aksi main hakim sendiri tak bisa dibenarkan.

Komentar

Komentar
()

Top